Ada Apa di Gua Tabuhan Pacitan?


Gua Tabuhan Pacitan
Apakah kamu sudah terpesona akan keindahan Gua Gong di Pacitan setelah baca postingan saya sebelumnya, jika belum baca dulu aja ya jalan-jalan saya bersama Tim Pendahulu ke  Gua Gong Pacitan.  Pacitan terkenal akan gua dan pantai, selain Gua Gong ada Gua Tabuhan yang lebih misterius dan mistik kalau menurut saya.


Sama-sama luas dan dalam, tapi Gua Tabuhan memiliki keindahan tersendiri, yaitu stalagtitnya bisa ditabuh/dipukul dan menghasilkan suara seperti gamelan. Jika kamu ada waktu luang dan tidak tergesa-gesa bisa "nanggap" campursari yang dimainkan oleh warga setempat dengan mengandalkan dari stalagtit di Gua Tabuhan. Cukup membayar 150 ribu rupiah, anda bisa menikmati alunan musik khas Jawa dan suara merdu sang sinden.

Tempat parkir di Gua Tabuhan

Pukul dua belasan saya dan rekan sampai di Gua Tabuhan, suasana hening dan mistis terasa disini, hari itu bukan hari libur sehingga tidak banyak pengunjung. Pohon besar tampak berdiri gagah seolah menjaga Gua Tabuhan. Rindang dan adem saat berada disini, sebelum masuk ke Gua Tabuhan jangan lupa untuk membeli tiket masuk, dan pastikan membawa senter. Karena di dalam sangat gelap. Ada beberapa orang menyewakan senter tapi tidak sebanyak di Gua Gong.


Setiap rombongan akan didampingi seorang guide dari warga sekitar, guide akan menjelaskan tentang sejarah Gua Tabuhan. Menurut sejarah setempat, goa ini ditemukan oleh Kyai Santiko yang pada waktu itu kehilangan sapi, dan akhirnya ditemukan di goa ini. Lalu, goa ini dibersihkan dan diambil oleh Raden Bagus Joko Lelono dan Puteri Raden Ayu Mardilah. Goa ini terlihat besar dari luar, dan begitu masuk Anda langsung disuguhi kubah yang megah, lengkap dengan stalaktit (batuan yang berbentuk seperti tiang dan menempel di atap goa) dan stalagmit (seperti stalaktit, namun menempel di dasar goa). Namun bila Anda menjelajah lebih dalam, Anda hanya akan menemukan jalan kecil buntu yang ujungnya dipercaya sebagai tempat bertapa Pangeran Diponegoro dan pengikutnya. 


Gua Tabuhan cukup datar, tidak perlu menggunakan tangga seperti di Gua Gong. Juga tidak terlalu dalam, mungkin sekitar 500 meteran, semakin ke dalam semakin gelap dan serem kalo kata saya. Semakin ke ujung lubang gua menyempit dan harus menunduk. Tepat di ujung gua, konon digunakan oleh Kyai Sentot untuk bertapa. Saya jadi berpikir, kata orang, jaman dulu banyak orang sakti karena prihatin. Dan mungkin ada benarnya, berada di ujung gua yang sangat gelap apalagi dijaman dulu masih didalam hutan dan belum terbuka. Diem aja selama 40 hari, tanpa makan, tanpa gadget, kira-kira orang jaman sekarang ada yang mampu nggak yaaa?





Jujur, saya ga betah berlama-lama di dalam, dingin-dingin gimana gitu, apalagi  ditinggal rombongan, mending ngacir keluar aja.
Pemandangan terlihat dari dalam gua




Biarpun terkenal akan batu akiknya, ati-ati ya kalau mau beli oleh-oleh, karena kebanyakan yang dijual  bukan batu asli/batu akik natural dari alam. Mayoritas perhiasan buatan dari plastik atau batu obsidian. Saya mencoba mencari batu fire opal Wonogiri, dan tidak ada disini, karena nyarinya emang susah. Beli dari Mas Bojo saya aja yaaa...(promo)



Baca tentang bisnis online batu akik mas Bojo disini yaa





Komentar