Meski Gelap Gulita, Westlife Tetap Memukau

Waktu menunjukkan pukul 16.45 WIB,  hujan gerimis masih belum reda tapi saya bergegas berangkat ke  Candi Prambanan karena sudah janjian sama teman pada pukul 17.00 WIB. Sekali lagi saya mengecek bawaan di waist bag, dan memastikan semua barang yang saya perlukan sudah ada di dalam tas yang hanya seukuran 10 cm x 15 cm. Hahaha, tas sekecil itu tentu isinya cuma HP, KTP, ATM beberapa lembar uang, sapu tangan kecil serta mantel plastik yang super tipis. Barang terakhir itu yang saya pastikan tidak ketinggalan karena bisa dipastikan cuaca sore dan malam itu bakalan tetap hujan.

Baru keluar dari gang eh hujan makin deras. Deras banget emang. Sumpah, bikin mood mau nonton babang Shane menguap seketika. Tapi, demi mengenang kembali masa-masa seragam abu-abu, masa-masa pasang poster Westlife di dinding kamar. Lalu saat liburan janjian sama temen pinjam VCD konser Westlife di persewaan VCD lalu nonton bareng-bareng di rumah temen gw, namanya Aniek. Kami, gadis-gadis cantik berseragam abu-abu joged bersama menikmati lagu-lagu Westlife serta terpesona betapa memandangi wajah cutenya Mark, Bryan, Nick, Kian dan Shane di layar tv. Btw, sepoin cerita ini bagi kalian anak-anak jaman now sepertinya tidak mengalami ya, menyewa VCD atau nonton video musik serepot itu. Hahahaha. Jaman dulu belum ada HP sayang!

Okay lanjut cerita mau nonton konsernya Westlife ya.

Sampai di candi Prambanan hujan makin deras, pak suami mengantar sampai ke titik terdekat venue penukaran tiket. Payung saya pegang erat biar badan nggak basah kuyup. Rencana makai mantel nanti saja kalau sudah masuk di area konser. Males yang krubat krubut. You know krubat krubut gaes? Hahaha.

Saya mempercepat langkah mencari tempat berlindung dari hujan  dan ketemulah tenda-tenda sponsor. Tentu saya tidak berteduh di situ donk, tetapi di bangunan belakangnya yang ternyata sudah penuh sama pengunjung yang sebagian berbusana batik. Saya taruh payung di pojokan dan turut dalam keramaian itu. Ngeyup.

Tiket Box (doc pribadi)


Konser Westlife di Candi Prambanan diselenggarakan pada tanggal 2 Oktober 2022 bertepatan dengan Hari Batik Nasional, so dresscode para pengunjung mayoritas memakai batik. Pada cakep-cakep dah, sayang selanjutnya ketutupan mantel plastik. 




Saya tentu memakai batik juga donk biar cantik kayak rangorang dan sepatu Nike kesayangan yang udah biasa diajak becek-becek ria yang kebetulan matching birunya ama batik dan payung warna biru juga. Nggak dimatching-matchingin sih, emang karena punyanya cuma itu. :)


Hujam belum juga reda, saya masih berteduh di bawah pohon pisang eh enggak, di gedung barengan pak polisi yang jaga keamanan dan beberapa penjual kaos serta aneka souvenir bertuliskan Westlife. Kasihan juga mereka tidak bisa berjualan dengan maksimal karena tidak mungkin membawa dagangan mereka keluar dari sana karena bakal basah semua. Dari logat mereka, dari luar kota, tentu butuh modal banyak untuk bisa jualan sampai di sini. Yah, semoga di next event dagangannya laris ya kakak-kakak.

hayoo foto-foto dulu


makin malam hujan mereda menyisakan gerimis


Tak terasa saya menunggu sudah sejam lebih, langit mulai gelap dan teman yang ditunggu batang hidungnya masih laporan kalau jalanan macet. Ya tentulah, di weekend jalanan Jogja nggak mungkin nggak macet, apalagi hujan dan rute yang dilewati Jogja Solo ketambahan ada event dengan tamu internasional. Rasakan betis pegel buat ngopling.

 

Adzan Magrib sudah terdengar, pengunjung makin banyak yang datang. Sayangnya sobat jompoku belum datang juga. Beneran jompo sih kayaknya tuh anak. Tapi ya beneran tak tunggu, dia yang pegang tiket soalnya.  Wkwkwk. Eniwei, dari beberapa konser yang akhir-akhir ini saya lihat, akhirnya saya menemukan banyak penonton yang seumuran. You knowlah Westlife terbentuk pada 3 Juli 1998, itu artinya sudah 24 tahun yang lalu. Wow, sambil ngitung gini baru sadar saya, jika sudah selama itu dan sudah setua ini saya. Hahaha. 

Saya ngobrol dengan mbak-mbak lebih tepatnya ibu-ibu sih, dia ternyata jauh-jauh dari Solo untuk nonton Westlife sendirian pula. Pasti ingin mengenal masa-masa muda kayak saya ya mbak. Hihihi. Tapi banyak juga kok anak-anak muda gaul, anak-anak kekinian  yang juga nonton karena bagaimanapun lagu-lagu Westlife universal and legend sih. Sampai sekarang masih dinyanyikan banyak orang di seluruh dunia.

Konser Seharusnya Sudah Mulai Tapi Kok Masih Sepi:

Sambil menunggu sobat jompoku, saya menajamkan pendengaran, barangkali bisa sedikit terhibur dengan mendengarkan Dmasiv bernyanyi. Sayangnya cuma ada suara rintik hujan dan orang-orang yang gelisah. Seharusnya sesuai rundown  dari jam 17.45 WIB mas Ryan sudah nyanyi bersama bandnya tapi kok masih anteng. Apa Mas Ryan sariawan? Ini belum mulai atau memang venuenya lumayan jauh hingga tak ada suara sound. Dan penasaran saya terjawab beberapa waktu setelahnya. 



Selepas Magrib sobat jompo datang berbarengan dengan hujan yang makin deras. Saya menitipkan payung di tenda storage lalu berubah jadi orang-orangan sawah berwarna kuning karena memakai mantel kuning. Mendekati gate suasana masih adem ayem saja, ngga ada suara -suara kayak di konser. Yang terdengar masih saja gemericik air. Ekpektasi meriah eh malah syahdu.

Meski hujan di dalam gate ternyata sudah penuh manusia-manusia pecinta Westlife. Panteslah dapat tempat belakang karena gate udah dibuka dari jam 5 tadi sore. Sebagai sobat jompo saya sudah males mau jalan ke depan, becek juga tanahnya, semakin banyak bergerak semakin kucel nanti sepatu eike.

Saya sudah bersiap-siap untuk melhat perform Dave Moffats, karena jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB. Its time for Dave perform donk. Tetapi, di panggung masih gelap, tak tampak orang mempersiapkan perform. Biasanya saat peralihan artis di big screen ada iklan atau musik-musik diselingi host ngoceh. Ini hening, kayak mau retret.


Waktu berjalan dengan pelan. Sambil kedinginan dan menunggu lagi. Beberapa saat mbak MC memberi kabar jika ada kesalahan teknis tapi akan segera diperbaiki dan Westlife bisa segera tampil.  Beberapa penonton mulai bergejolak. Ada yang berteriak "Woi kami butuh Tolak Angin" beraneka ragamlah teriakan mereka yang intinya kecewa perform mundur. Bagi saya teriakan mereka - cuma beberapa orang sih - masih kalem, dibandingkan teriakan rang orang yg nonton konser di luar Jogja tempo hari. Seluruh isi kebon binatang muncul. Maklum sih, Jogja bagaimanapun terkenal akan warganya yang sopan dan kalem, yah minimal sekalem saya. Hihihihi.


Pukul 20.30 mbak MC memberi kabar lagi jika Westlife segera tampil dan memberi waktu bagi seorang politisi untuk memimpin doa (politisi yang mendadak muncul saat menjelang pilpres, kalian googling aja sendiri siapa dia) males nulis di sini, numpang tenar nanti, kan tulisanku bukan sponsored post #eh.

Yang bikin kecewa ternyata Dmasiv  dan Dave Moffats tidak jadi tampil karena cuaca hujan sedari tadi dan tidak mungkin Westlife jadwalnya makin mundur. Ah, sungguh menyebalkan. Eh tapi mereka pasti juga sedih meski tetap dibayar mereka gagal perform padahal pasti sudah persiapan matang. Berasa dah dandan cantik di malam minggu tapi pacar gagal datang. Njaluk dikeplak tho!

Penonton makin teriak lah begitu tahu realitanya, terlebih saat si bapak naik panggung, lha kan malah nggak dapat simpati tetapi dicemooh, disorakin sama rangorang.

Akhirnya Westlife Perform dengan Konsep Intimate 

sumber gambar Rajawali Indonesia


Yang ditunggu-tunggu muncul juga di panggung. Mengenakan setelan jas colourfull meski di bawah tenda panggung yang bocor, no lighting sama sekali semakin membuat babang-babang dari Irlandia ini makin ganteng aja gaes.  Ohya personil Westlife cuma 4 orang karena Bryan sudah keluar dari grup boyband ini. 

Suasana hati yang jengkel mulai mencair ketika mendengar vokal Shane yang benar-benar merdu. Untuk kualitas suara mereka sih saya nggak meragukan meski vokal utama ada di Shane dan Mark. 

"Kami merasa senang berada di Indonesia, di Prambanan" kata Shane.

"Karena hujan, layar tidak bisa bekerja maksimal, tapi jangan kawatir kami akan memberikan penampilan spesial" lanjut Shane.

Jujur, mereka ini artis hebat lho. Nggak moodyan dan tetap profesional tampil. Bayangkan Westlife itu artis internasional tapi saat perform ternyata panggung bocor, basah di mana-mana , tak ada lighting apalagi big screen. Tentu mereka sudah mempersiapkan koreografi dan tampilan digital yang bagus untuk perform di Prambanan. Pantas saja dari kejauhan saya berpikir kenapa mereka stuck di tengah panggung, ternyata bocor dan panggung basah, takut licin dan jatuh pasti ya.

Semua penonton ikut bernyanyi, bergoyang mengikuti ritme musik dan menyalakan flash di HP masing-masing kecuali saya. Irit batere gengs. Hahaha.


Westlife menyanyikan 14 lagu andalan mereka. Sungguh saya terhibur meski nggak bisa lihat wajah mereka secara langsung apalagi di big screen, cukup suara mereka saja saya sudah senang. Iya kan, nggak usah sedih jika semua hal di luar ekspektasi, perasaan sedih dan bahagian 'kan hanya sebatas perasaan dan mind set kita. 


Raise Me Up menjadi penutup The Wild Dreams Tour Westlife di Candi Prambanan, Yogyakarta. Lagu yang dipopulerkan oleh Josh Groban dinyanyikan dengan apik oleh Shane dkk. Saya menikmati lagu itu, lagu yang sering saya nyanyikan dulu. Dulu di saat waktu-waktu saya terpuruk. Lirik lagu itu sangat related dengan kehidupan rohani saya, meski itu bukan lagu rohani. 

Kamu menyemangatiku, sehingga aku mampu berdiri di atas gunung
Kamu menyemangatiku untuk berjalan menyebrangi lautan badai
Aku kuat saat bersandar di pundakmu
Yang bikin saya nyesek sebenernya pengen bisa mengeluarkan air mata saat mendengarkan lagu Raise Me Up, tapi sudah tak meremin mataku, menyanyi dengan sepenuh hati, but i still cant crying. Kok malah pengen nangis sih mbak? Iya, setiap baca novel, nonton film, nonton konser, ada moment dimana saya menangis, dan itu melegakan. Serasa ada yang plong gitu. 
Aku jadi bertanya-tanya pada hati ku, what happened with My heart. Frozen kah? 
Okay, skip dah curhatnya, mau langsung ke kesimpulan aja ya gaes. Saya sangat memaklumi jika penonton konser Westlife yg di Jogja merasa sangat Kecewa. FYI, selama Tour di Indonesia ada beberapa tempat konser dan melihat yang di kota lain itu bikin ngiri, sumpah, apalagi yang di Jakarta, keren beud. 
Jika promotor menyatakan penyebabnya adalah Force Majour, sepertinya enggak deh. Itu hanya hujan deras, lagian nggak seharian, di rumahku yg deket Prambanan itu jam 3an baru mulai hujan. Bukan hujan super deras pakai angin gitu juga enggak, apalagi bencana macam gempa bumi. 
Buat mereka yang beli tiket seharga paling murah Rp1.250.000,- tentu bakalan kecewa dan nggon duk, karena  pasti dari jauh - jauh hari sudah menantikan moment itu, menginvestasikan waktu, belum tiket perjalanan yang dari luar kota, akomodasi selama di Jogja dll. Kemudian di hari H, menyaksikan konser gelap gulita. Kalau saya sih nggak begitu nyesek karena nontonnya gratisan. 
Tapi, di balik semua kekurangan itu, saya melihat di kanan kiri depan belakang, semua penonton bergembira, bernyanyi, seru-seruan bersama teman atau geng mereka. Artinya, mereka seneng. They are so happy, so excited, no matter what happened. 
Huja saat konser sepertinya bukan pertama kali ini terjadi tapi saya menyaksikan konser gelap2an baru sekarang ini. Sudah sering saya nonton konser dan kehujanan. Basah. Tapi panggung tetep nyala, perform jalan tanpa hambatan. 
Semoga, next event tak ada lagi kejadian kayak gini. Malu lho, apalagi bintang tamunya dari luar negeri. 
Okay gaes, sampai di sini ya cerita konser Westlife. Next konser apalagi yaaa🤗



Komentar