Dua minggu belakangan perjalanan nglaju saya dari rumah ( Kalasan ) menuju kantor di Bantul ditemani iringan musik dangdut akustik. Yah, meski jujur, sebenarnya saya agak alergi dengan musik dangdut - plis pecinta dangdut jangan lempar sendal yaaaaa, lempar duit kertas cepekan warna merah aja - tapi racun dari teman saya yang sering memutar lagu grup dangdut Guyon Waton sukses membuat saya keranjingan memutar lagu mereka tiap hari.
Jarak tempuh hampir sejam dari rumah sampai kantor bisa dibilang cukup membosankan dan jika saya sarapan pasti dijalan ngantuk. Solusinya adalah mendengarkan musik. Earphone bluetooth selalu menempel di telinga. Aplikasi Spotify benar-benar membantu saya membuang kantuk dan lelah dalam perjalanan. Dan dua minggu belakangan Spotify tergeser dengan video offline Guyon Waton dari You Tube.
Dimulai dari event penyerahan reward pajak yang diselenggarakan Pemkab Bantul dengan menghadirkan bintang tamu Guyon Waton. Berita yang tersebar acara begitu meriah dan masyarakat umum berjubel memadati Pendopo Parasamya untuk menyaksikan penampilan Guyon Waton.
Nah, sebagai pemerhati musik saya jadi penasaran. Sopo je Guyon Waton, perasaan saya belum pernah dengar dan belum pernah liat di tivi. Beda sama Maroon Five yang lagunya sudah diluar kepala. - alah mbake sok kebarat-baratan-
Berlanjut dengan rekan kantor yang tak henti-hentinya mendengarkan lagu-lagu Guyon Waton, saya latah dan kesetrum jadi ketagihan mendengarkan lagu-lagu Guyon Waton yang cenderung berlirik ringan sekaligus kata-kata yang digunakan menggunakan bahasa Jawa sering mengundang senyum karena "wagu" tapi malah laku.
Siapa Guyon Waton Itu?
Guyon Waton bisa dibilang adalah artis You Tube yang tenar melalui channel yang mereka bangun. Grup dangdut akustik yang mencover lagu-lagu dangdut, campur sari dan lagu hits Indonesia. Tapi kebanyakan yang mereka cover memang lagu dangdut dengan gaya yang berbeda.
Kenapa saya bilang dangdut akustik? Karena mereka hanya bermodal gitar akustis dan ketipung saat membawakan lagu-lagu yang jadi tenaaaaar.
Guyon Waton
punya keunikan sendiri, petikan gitar dari serta permainan ketipung menjadikan lagu dangdut koplo lebih ringan meski masih memiliki godaan bagi penikmat musik untuk bergoyang dan menggelengkan kepala.
Eniwei, applaus buat warga Jogja yang memiliki grup musik yang digawangi oleh
Achmad Arifin (gitar), Faisal Bagus Ibrahim (vokal), Hieronimus Ferry
Widiyatmoko (melodi), Ndika Rismaya Pelma Arga (ukelele), dan Ahmad
Wahyu Susilo Jati (ketipung).
Per hari ini ( 19-12-18) channel Guyonwaton Official telah memiliki sebanyak 655.929 subscriber. Jumlah yang fantastis lho, saya ngejar jumlah 1k aja belum kesampean. LOL.
- lha malah curhat mbak e-
Guyon Waton telah mengeluarkan 4 single lagu antara lain yang viewernya paling banyak lagu berjudul 'Ora Masalah'. Selain instrumen yang berbeda dengan lagu dangdut kebanyakan Guyon Waton juga memperkenalkan pada khalayak luas adanya lagu dangdut berbahasa Jawa.
Perform mereka di panggung offline pun selalu disesaki pecinta musik dangdut khususnya anak muda. Lirik berbahasa jawa pun dinyanyikan generasi mileniall tanpa rasa malu dan
gengsi. Beda dengan jaman dahulu dimana anak muda gengsi dan ogah menyanyikan lagu campur sari atau dangdut berbahasa Jawa.
You Tube Mendukung Popularitas Seniman
Dunia digital telah menggeser keberadaan televisi ataupun radio. Manusia dari segala usia beralih menikmati hiburan dari channel-channel di You Tube. Para seniman pun lebih mudah mempromosikan hasil karya mereka lewat video yang mereka posting di You Tube. Berbeda dengan jaman dahulu dimana harus membuat video klip yang tentu memakan budget besar dan produksi lagu dibawah mayor label yang sama sekali tak mudah.
Sekarang, jika kita punya karya yang bagus, menarik, unik dan berbeda dari yang lain pasti gampang viral dan pendapatan mengalir berbanding lurus dengan kepopuleran di dunia maya.
Pastinya kalian tak perlu menghitung pendapatan GuyonWaton hanya dari adsense di channel mereka. Dari dua lagu yang paling hits yaitu Korban Janji telah dilihat sebanyak 32 juta kali dan lagu Ora Masalah telah disaksikan 23 juta kali. Belum lagi konser musik mereka di berbagai tempat.
Tentu, ini bukan proses kilat sehari atau dua hari. Ada perjuangan di awal yang diiringi dengan kerja keras dan melawan malu. Tak banyak lho anak muda yang mau menyanyikan lagu Jawa? Betul nggak?
Lalu apa yang bisa diambil dari kesuksesan grup musik fenomenal Guyon Waton yang mengemas dangdut masa kini menjadi sebuah
suguhan menarik. Perpaduan ketipung dan gitar akustik membuat musik dangdut yang hingar bingar menjadi lebih sederhana di indra pendengaran. Syair sederhana yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dalam hubungan percintaan sukses membuat kawula muda baper.
Guyon Waton telah membuktikan jika musik
dangdut bisa menembus batas usia dan generasi. Generasi milenial
sekarang tak lagi enggan dan malu menikmati musik dangdut yang dulu
identik dengan musik kampung.
Jadi, tak perlu menunggu besok, mari berkarya. Jumlah subscriber tak akan bertambah jika hasil karyamu masih itu itu ajah. Kreatif dan serius dalam berkarya menjadi kunci. Siapa tahu kamu bakal jadi idola anak muda selanjutnya. J
Komentar
Posting Komentar
Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)