"Lho, dek Saka sekarang kok langsing?"
"Habis sakit apa, kok Saka sekarang kurus mbak?"
"Nggak doyan makan ya, kok Saka nggak gendut lagi"
***
Hati siapa yang nggak sedih saat dapat komentar seperti itu. Pantaslah di sosmed sering "hot" membahas antara anak langsing dan gendut. Ternyata begini rasanya. #Makjleb.
Sebenarnya komen sebagai bentuk perhatian dari orang sekitar tidak membuat saya sakit hati beneran. Saya termasuk orang yang tidak memusingkan omongan orang. Hanya. Ketika mereka mengingatkan akan "langsingnya" eike anak bontot membuat saya beneran sedih. Berat badan anak lanang memang turun hampir 3 kg dari sebelumnya. Hanya dalam waktu 4 bulanan badannya menyusut.
Adek 4 bulan yang lalu |
Penyebab anak lanang kurus bukan karena sakit atau enggak doyan makan. Tapi karena saya menyapih dotnya. Dulu, dia memang doyan banget minum susu memakai dotnya. Dalam sehari bisa minum 8-10 botol. Memang, dia gendut dan lucu tapi porsi makan tidak banyak dan hampir 2/3 bulan sekali lidah dan mulutnya sariawan.
Tentunya saya menyapih bukan karena pelit mams. Bukan juga mengurangi pengeluaran beli susu. Tapi sedih melihat badannya panas dan kesakitan saat mulutnya sariawan. Pengennya sih, dia minum susu sebanyak dulu tapi memakai gelas supaya mulutnya tidak sariawan lagi. Btw, kedua anak saya memang rawan penyakit dimulut seperti sariawan. Meskipun dibersihkan, jika malam ngedot tetap ngefek ke mulut dia.
Adek sekarang |
Melihat foto adek sekarang dan saat 4 bulan yang lalu bikin ati anyep.
"Yaelah, anakkku kuru nemen"
Semenjak disapih, porsi susu yang dia minum memang berkurang. Sehari paling 2 gelas. Itupun harus dirayu. Sebaliknya, porsi makan dia lebih banyak. Cuma, nggak bikin gendut mams.
Bai the wei baswey.
Kurus atau gendut jangan lagi dipermasalahkan. Kesehatan itu yang lebih saya utamakan. Sariawan nggak menghampiri lagi. Susah makan karena lidah berjamur tidak ada lagi.
Sekarang saya lebih mementingkan asupan makanan yang dikonsumsi anak lanang apakah sudah sesuai dengan kebutuhan nutrisi yang diperlukan atau belum. Berdasar informasi tentang nutrisi dari Wyeth Parenting, kebutuhan susu dan kalsium sangat penting disamping nutrisi dari bahan makanan lain. Panduan penyajian untuk memenuhi nutrisi bagi buah hati yaitu:
- Buah dan Sayur
Pemberian buah kepada anak dilakukan sebanyak 2 porsi
perhari. Jenis makanan ini dapat diberikan sebagai makanan ringan
seperti apel atau wortel yang diiris. Mom juga dapat menambahkan sayuran
di sup.
- Biji-bijian
Empat porsi dalam sehari. Dapat berupa
pancake yang bahan utamanya berasal dari tepung gandum, sandwich dari
roti gandum, makan malam menggunakan beras merah, dsb.
- Susu
Sekitar satu liter susu perhari. Keju, yogurt, pudding susu dapat menjadi alternatif variasi makanan yang berasal dari susu.
- Protein
Dua porsi dalam sehari. Usahakan si kecil untuk mencoba berbagai protein yang berasal dari ayam, telur, daging, kacang, dsb.
Mams, seandainya bisa ditukar saya mau lho jadi yang kurus sedang anak saya yang gendut. Hahaha. Kidding mams. Memang, anak gendats itu lucu dan menggemaskan, tapi saat si kecil gendut dulu saya sempat kawatir kalau dia obesitas. Sekarang sudah langsing harusnya saya bersyukur.
Yuks, berikan nutrisi terbaik untuk si kecil. Nggak perlu ngejar body gembul lagi, hanya saja pastikan berat badan si kecil sesuai dengan tabel berat badan anak sesuai usianya. Jangan sampai juga beratnya dibawah batas bawah yang berarti underweight atau berat badan berkurang.
Iya mbak, yg penting sehat. Anak saya skg jg kurusan, tp saya kontrol kesehatannya.
BalasHapusYang penting kurva pertumbuhannya masih normal. Semoga sehat selalu, ya :)
BalasHapusTos, aku jg prnh ngalamin itu mbk, dibilang ini tu stlh lihat bdan si ken yg langsing,
BalasHapusDah, terserah deh, pokoknya yg penting bocah sehat ya mbk prim,
Slm bwt sakha, yg ttp ganteng, :)
Karena baru masa transisi itu mba.. Lagian badan anak ki perawakan juga menurutku. Dulu anak pertamaku pas playgroup ya gembil, nggemesin.. Makin gede, nduduti klo orang jawa bilangnya. Cuma nambah tinggi. Sing penting sehat kui mau...
BalasHapus