Perjalanan kami ke Malang berlangsung lancar dan menyenangkan, hingga saat pulang bus yang saya tumpangi tiba-tiba dilempar batu oleh orang tak dikenal.
"Cetoook" suara keras di bagian luar jendela tak urung membangunkan teman saya yang duduknya di sebelah kursi yang saya duduki. Saya sendiri agak cuek dengan suara itu karena begitu memasuki area hutan suara gloda-glodak sering terdengar. Mungkin suara ranting pohon yang terkena atap bus.
Beruntung, teman saya segera tanggap dan mengecek jendela. Warna jendela yang berubah dan suara hembusan angin dari luar menandakan jika kaca jendela mulai retak. Dia langsung lapor ke sopir bus dan sopir segera menghentikan bus dan bersama crew dari bus mengecek jendela.
Benar saja, kaca jendela pecah dan bekas batu terlihat di bagian bawah. Seandainya lemparan batu itu agak kebawah satu cm saja mungkin kaca tidak akan pecah. Tapi itu hanya harapan saya gaes. Sopir, crew bus dan tour leader segera ambil tindakan. Dengan alat seadanya jendela ditutup. Spanduk plastik ditempel di jendela dengan lakban hitam. Semua dilakukan dengan hati-hati karena jika tersentuh kaca jendela yang merupakan kaca kristal bakal hancur.
Teman-teman saya yang dari tadi tidur angler ikut terbangun mendengar ribut-ribut dibagian belakang dan agak kesal sama pelempar batu yang bikin perjalanan kami terhambat. Saya sendiri memang belum bisa tidur karena setelah makan malam saya minum kopi hitam, alhasil mata saya ngga mau merem sepanjang perjalanan.
Menurut teman saya, tadi ada dua orang boncengan papasan dengan bus kami
dan terdengarlah suara "cetoook" itu. Mungkin dua orang itu yang iseng
atau sengaja melempar bus kami dengan batu.
Setelah jendela tertutup rapat, sopir memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan. Seingat saya saat itu kami baru sampai di Pujon, Kediri. Baru saja bus berjalan suara kaca pecah terdengar, sebagian terlempar masuk ke dalam, angin yang kencang menghamburkan kaca. Bagian bawah spanduk juga mulai jebol dan pecahan kaca bertebawan di bawah kursi.
Semakin lama kaca yang masuk semakin banyak, crew bus menjaga jendela dan memegangi spanduk yang mulai terbuka sana sini agar kaca yang masuk tidak semakin banyak. Rupanya pecahan kaca sudah sampai di kaki saya. Selimut dan jaket saya tutupkan ke bagian kaki Nathan karena dia cuma pakai celana pendek. Kawatir jika dia terkena pecahan kaca, karena posisi jendela berada di kanan saya.
Tidak sampai satu jam, bus berhenti lagi karena spanduk sudah terbuka lebar, kaca sudah pecah sebagian dan angin malam masuk ke dalam bus. Ngga cuma semilir, tapi adem gaes. Sopir memutuskan untuk berhenti di polsek terdekat dan melaporkan kejadian tersebut.
Bus melanjutkan perjalanan dan berhenti lagi di pom bensin untuk membenahi spanduk. Sopir memutuskan untuk memecahkan kaca hingga bersih sehingga saat jalan nanti tidak membahayakan orang lain. Dengan pemukul kaca, seluruh kaca yang masih tertinggal di rangka jendela terlepas. Crew bus membantu dari bawah dan mewadahi kaca dengan spanduk agar tidak berceceran.
Untung sih, si sopir cukup cekatan dan bisa mengkoordinator crew untuk segera bertindak. Tapi salah satu crew yang agak lambat membuat sopir tensinya agak naik dan ngomel-ngomel. Nathan tidurnya terganggu dan jadi rewel. Sebelumnya dia duduk disebelah teman saya dan sudah tidur nyenyak, tapi saya memangku Nathan karena kursi harus dikosongkan. Tempat duduk jadi lebih sempit untuk kami bertiga dan Saka juga mulai ngak-ngik karena suara berisik. Hadeeeeh.
Kami berhenti di pom bensin cukup lama, lebih lah dari sejam. Kaca ditutup dengan potongan kayu triplek agar lebih kuat saat ditutup lagi dengan spanduk plastik. Lakban mulai habis dan salah satu crew bis harus mencari lakban di jam 2 dini hari.
Sebagian teman-teman mulai kembali tidur dan saya sama sekali ngga bisa tidur, selain faktor kopi yang saya minum sebelumnya, suara berisik dan rengekan Nathan membuat saya agak pusing. Proses penutupan jendela lumayan lama gaes. Sampai Jogja terlambat sudah pasti, untungnya sih hari Minggu jadi ngga begitu mengganggu. Coba kami pulang di hari Senin, sekantor bakal telat ngantor semua donk.
Jendela tertutup dengan rapat dan pecahan kaca di kursi serta di lantai bus dibersihkan oleh crew. Setelah semua beres, bus kembali melaju menuju kota Gudeg. Kursi sebelah kosong dan saya memutuskan untuk duduk disana walaupun faktor keamanan berkurang mengingat jendela tidak rapat. Nathan bisa duduk sendiri di sebelah adeknya dan lumayan bisa tidur lagi.
Jika teman yang lain angler sampe mlongoh-mlongoh, saya kembali melek, penyakit insomnia saya kembali muncul. Jika
diatas jam 12 malam sudah melek, saya ngga bisa tidur lagi. Kebiasaan
ngeblog dan begadang malam membuat saya sudah tidur jika sudah terlanjur tidak tidur.
Jalan yang sepi dan waktu yang terbuang membuat sopir harus ngebut. Jujur, jika saat berangkat sepanjang perjalanan tidur saat itu saya deg-degan karena berasa naik pesawat. Bus melaju sangat kencang, beberapa kali suara klakson menyalak saat kendaraan di depan tidak mau disalip. Sudah lama saya tidak naik bus, mungkin hampir dua tahunan jadi agak was was karena busnya tancap gas.
Lempar batu pada bus, siapa yang salah?
Ngomongin pelemparan batu angkutan umum sudah sering kita dengar. Terlebih pada kereta api. Banyak kasus pelemparan kaca jendela kereta api yang mencelakakan orang. Bayangkan, penumpang duduk anteng dan tiba tiba kaca pecah, beruntung jika tidak sampai pecah, bagaimana jika kaca pecah dan melukai penumpang? Dimana perasaan pelempar itu.
Begitupun pada bus, sering juga terjadi pelemparan batu pada bus. Saya sendiri tidak heran, adek saya sendiri pernah menggerutu dan ingin melempar batu pada salah satu bus trayek Surabaya Jogja yang sudah terkenal ugal-ugalannya dan sering menabrak dan terjadi kecelakaan gara-gara bus itu. Tapi itu cuma gertak sambal.
Saya mencoba menyelami perasaan dan motivasi pelempar batu pada bus atau angkutan lain. Apakah karena iseng, sengaja, dia dalam keadaan tidak sadar atau memang balas dendam. Jika motivasinya karena iseng, sumpah banget keisengan 'lo ngga mutu dan bisa membahayakan nyawa orang lain. Saya juga suka iseng gaes, dan teman-teman sering jadi jorban keisengan saya seperti ngumpetin sandal atau naruh cabe di snack mereka. LOL
Kalau pelempar mabok, ah saya ngga komen, dia ngga sadar dan orang mabok emang biasanya nyusahin orang. saran deh, mabok boleh tapi habis minum mending tidur ajah di kamar biar ngga ganggu orang. Saran lebih bagus , jangan mabok deeeeeh.
Nah, alasan balas dendam ini yang agak masu akal. Jujur, ada beberapa bus, entah itu bus umum atau bus pariwisata yang ugal-ugalan dan semau gue di jalan. Mungkin merasa besar dan bisa menguasai jalanan. Saya sering sebel saat naik mobil dan dari belakang bus seenaknya klakson-klakson kenceng dan memekakkan telinga. Padahal jalan emang padat dan kita ngga bisa minggir.
Selain itu bus, kadang nyalip dan ngambil jalan semau dia. Saya pernah ketemu bus yang nyebelin saat jalan menuju Denpasar. Sudah jalan sempit dan berkelok eh, si bus seenaknya nyalip dan begitu ada mobil di depan langsung nyelip di depan mobil saya, terpaksa mobil saya harus memberi jalan kan. Hal itu berulang hingga beberapa kali, adek saya mulai sebel dan memberi pelajaran pada bus itu. Saat dia kembali menyalip dan di depan muncul mobil lagi, adek saya tidak memberi jalan dan tetep mepet ama mobil depan. Adek saya pede aja karena mobil yang kami tumpangi Carnival dan termasuk mobil "atos". Nah bus itu kena batunya, menghindari tabrakan akhirnya bus itu banting setir ke kanan dan masuk gang dari pada tabrakan dengan mobil dari arah berlawanan. Kalau gitu siapa yang salah gaes?
Entah apa yang terjadi pada bus yang saya tumpangi karena faktor kesengajaan atau cuma orang iseng. Cuma saya pesan pada orang yang melempar batu ke bus atau kereta api atau mobil pribadi. Ulah kalian sangat membahayakan, terlebih bagi penumpang. Atau jika sopir yang terkena batu dan mobil nabrak atau masuk jurang gimana?
Saya cukup bersyukur karena tidak ada korban jiwa dalam kejadian yang saya alami minggu dini hari kemaren. Pembelajaran bagi semua, jangan iseng, jangan balas dendam dan empati jika itu terjadi pada kita atau keluarga kita.
Bagi sopir bus, plisss jangan arogan dan jangan ngebut karena dikejar deadline. OKe, semua butuh cepat, semua butuh cepet nyampe. Tapi, keselamatan penumpang itu yang utama pak. Mohon juga, toleran ama kendaraan lain, walaupun mereka kecil didalamnya ada nyawa orang lho.
By the way busway, semoga kejadian seperti yang saya alami tidak terjadi lagi pada orang lain. Be careful n be toleran gaes.
Real story to,mb ? Duh, serem jg ya.. Untung anak2 gk apa2.. Semoga tidak ada kejadian sprt ini lg..
BalasHapusIya mbak, kejadian baru Minggu kemaren. Semoga ga kejadian ama orang lain.
HapusAku juga pernah ngalamin kayak gitu Mbak. Pas naik bus jurusan Surabaya-Jakarta. Waktu lewat Lamongan, kaca busnya ditimpuk batu sama oknum suporter bola yang habis pulang nonton pertandingan. Kacanya pas di sebelah mukaku. Untung cuma retak dan waktu sampai Tuban, kami dioper ke bus yang di belakang urutas bus saya. Kesalnya itu, saya orang Lamongan, ditimpuk sama orang dari daerah saya sendiri :( Kalau yang Mbak Prima alami, emang parah ya Mbak. Entah apa yang nimpuk itu nggak mikir ya efeknya yang bisa menciderai orang lain? :(
BalasHapusUntung ada bis pengganti ya mbak, saya kemaren sampe Jogja tetep pake bus itu
HapusMba kok horor banget baca ceritanya tiba2 dilempari kaca, kupikir yang naik bus ini supporter bola hee.. ternyata kalian hbs piknik kan? Ga masuk akan isengnya tu orang
BalasHapusIya mbak, saya yang piknik tapi malah dilempar orang
HapusJiaan, iseng banget yo Mbak lemparin bus pake batu. Untung nggak sampai bikin penumpang cedera.
BalasHapusIya Mas Ihwan, beruntung banget ngga ada yg terluka
HapusIhh serem yaaa.. Aku belum prnh ngalamin lgs mbak, jd g kebayang seremnya kalo kendaraan kita dilempari batu.. Itu yg ngelakuin bnr2 ga ada otak kali ya :(
BalasHapusMereka jaaahat mbak
HapusIh, ngeri juga ya Mbak kalau dilemparin batu gitu, urusannya apa sih tuh orang? :(
BalasHapussaya juga ngga habis pikir mas Rifqy, kami kan nggak ngapa2in kk dilempari ya
Hapuswaduh.... kok serem ya :O
BalasHapusDuh ngeri ya ada orang2 usil kayak gitu. Nggak punya perasaan sama sekali.
BalasHapusItu yang ngelempar rese' banget ya mak. Dia nggak tau apa kalo itu bahaya banget. Bisa ngelukain penumpang di dalemnya kan. Perjalanan pun jadi terhambat. Huhuu.
BalasHapusdulu sebelum telolet booming, para bismania yg mungkin maniak minta nya lampu dim sama klakson biasa. pernah ada kasus gak dikasih sm supirnya, trus dilempar batu, kalo gak salah sopirnya yg jd korban.
BalasHapusAku pernah kayak kamu mbaaa prim..huhuuuu
BalasHapus