Siang itu, saya bersama tim hore meluncur dari kota Semarang menuju
lereng Gunung Ungaran tepatnya di Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang. Setelah berpanas-panas ria selama sehari semalam di kota Semarang kami memutuskan
untuk pulang ke Jogja dan mampir dulu di Candi Gedong Songo.
Ohya gaes, pesona Jawa Tengah tak hanya Candi Borobudur tapi provinsi
dengan ibukota Semarang ini juga punya Candi lain yang tak kalah indah yaitu
Candi Gedong Songo. Apalagi
didukung keindahan alam sekitar candi
yang merupakan daerah pegunungan dan untuk menuju ke candi satu dan candi berikutnya
dibutukan perjuangan extra keras. Yes, kamu perlu mendaki lereng Gunung Ungaran sembari meilihat
jajaran pohon pinus yang menghijau.
Jika kamu berasal dari luar Jawa Tengah, paling dekat sih naik pesawat
turun di Semarang. Dari Semarang tinggal sewa mobil ke Ambarawa.
Di musim liburan obyek wisata Candi Gedong Songo dipadati oleh
pengunjung, salah satu kerepotan selain jalan menanjak dengan kemiringan hampir
40 derajad adalah susahnya mencari tempat parkir. Bus besar parkir di parkir
bawah dan pengunjung bisa naik menggunakan ojek, jika membawa mobi sendiri bisa
parkir sampai atas tapi sopir harus ekstra hati-hati karena bakal sering
berhenti pas ditanjakan karena menunggu
dapat tempat parkir. Jadi pastikan mobil
kamu benar-benar fit berikut sopirnya,
jangan sampai salah kopling dan bikin kampas kopling kamu terbakar.
Perjalanan dari Semarang ditempuh dengan jarak
sekitar 1,5 jam kalau dari daerah wisata Bandungan Cuma 15 menitan. Candi Songo
berada diatas daerah Bandungan, jadi saat turun
kita bakal melewati pasar Bandungan yang rame dengan penjual bunga di
tepi jalan
Tiket masuk ke obyek wisata Bandungan cukup terjangkau, perorang hanya
Rp. 7500,- Di sepanjang jalan menuju ke atas banyak penjual mendoang panas yang
cukup menggoda. Saya memutuskan untuk beristirahat sebentar di pendopo sembari
menyuapi anak lanang. Karena memang sudah jam makan siang. Cuaca yang dingin
dan sejuk langsung terasa. Baju panjang
sebagai dobelan saya pakaikan ke duo anak lanang. Karena mereka nggak mau pake
jaket. Tak lupa saya mengolesi perut
mereka dengan minyak dulu.
Sengaja saya tidak bercerita ke mas bojo kalau candi Songo itu lokasinya
tidak berdekatan dan kita perlu sedikit berolah raga hiking untuk bisa melihat
keindahannya. LOL. Sobat Prima, kompleks candi
ini dibangun pada abad ke-9 Masehi. Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa,
“Gedong” berarti rumah atau bangunan, “Songo” berarti sembilan. Candi ini diketemukan oleh Raffles
pada tahun 1804 dan
merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa
Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Walaupun namanya Candi Gedong Songo, tapi candi
yang ditemukan hanya berjumlah lima. Komplek
candi ini terdiri atas sembilan buah candi, yang berderet dari bawah ke atas
yang dihubungkan dengan jalan setapak bersemen. Satu bangunan Candi yang berada
dipuncak paling tinggi disebut puncak Nirwana.
OKe gaes, simak perjalanan berkeringat kami
yaaaaaa,
Perjalanan menuju
candi pertama sih masih landau landai aja. Ada taman dengan rerumputan hijau
dan banyak yang menyewakan tikar. Bagi yang males naik atau nggak kuat, cukup
bersantai disini sambil menikmati pemandangan di bawah udah cukup indah lho.
Gunung Ungaran samar-samar terlihat karena kabut mulai turun. Saya
mengajak mas bojo dan duo anak lanang bergegas, takutnya terjebak kabut diatas
atau malah turun hujan. Bagi anak lanang itu kali pertama mereka harus hiking
lumayan jauh. Harapannya sih mereka ngga minta gedong nantinya.
Candi Gedong I
berbentuk persegi panjang yang tidak terlalu besar, berdiri di atas batur atau
kaki candi setinggi 1 m dengan pahatan relief sulur dengan bunga padma ,
didalamnya hanya ruang kosong tanpa relief sedang bagian luar dipahat sederhana
dengan gambar bunga sederhana.
Perjalanan menuju candi II lumayan menghibur alias bikin keringetan. Anak
lanang sempat minta berhenti minta minum. Capek kata dia. Tapi kami tetap jalan
terus. Pemandangan di sekeliling membuat
kami sedikit melupakan rasa lelah. Pohon pinus berjajar rapi di kanan kiri
jalan. Ada beberapa perangkat untuk outbond dan sepertinya memang
ada paket wisata outbond juga disini.
Candi II mulai terlihat dan membuat kami lega. Setelah berjalan selama 20
menit dengan ngos-ngosan ternyata kami sampai juga di Candi II.
Candi gedong II berdiri diatas sebuah batur yang
berbentuk bujur sangkar dengan luas 2,2 m persegi dan tinggi 1 meter. Pada
bagian atas batur memebentuk selasar dengan lebar setengah meter yang
mengelilingi candi. Pada badan candi dibagian sisi luar di ketiga dindingnya
terdapat ceruk kecil sebagai tempat untuk meletakan arca. Ceruk ini dihiasai
dengan dua kepala naga pada bagian bawahnya dan kalamakara pada bagian atas.
Pada bagian luar ceruk dihiasi dengan pahatan pola kertas tempel. Pada bagian
atas candi hanya terlihat reruntuhannya saja. Dibagian depan candi terdapat
sebuah reruntuhan bangunan candi kecil yang dikenal dengan nama candi perwara
yang memiliki fungsi seakan-akan sebagai penjaga
Perjalanan dari Candi II menuju Candi III lebih dekatlah daripada dari Candi I ke II. Jalan juga lebih rata karena rute pejalan kaki dan kuda sudah mulai sama. Kita bakal sering berpapasan dengan kuda. Hal itu yang kadang bikin perjalanan tersendat, duo anak lanang takut kuda #elapkringet.
Candi gedong tiga merupakan sebuah kelompok
candi yang terdiri dari 3 buah candi besar. 2 buah candi besar menghadap ke
timur dan terlihat seperti candi kembar dan berbentuk seperti candi gedong II.
Disamping pintu mamsuk 2 candi ini terdapat relung yang berisi arca Siwa denagn
posisi berdiri dengan gada panjang di tangan kanannya. Sedangkan sebuah candi
yang lainnya menghadap ke arah barat dengan ukuran yang lebih kecil. Candi
kecil ini diperkirakan berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Pada dinding candi
utama terdapat relung yang berisi arca Ganesha dan Durga bertangan 8.
Lokasi ini cocok lho untuk photo prewedding, pas
saya ke sana juga ada sepasang calon manten yang sedang menjalani sesi
pemotretan. Kalau saya kok mikir mikir yaaa, mau foto-foto pake kebaya tapi
jalan kaki kauh banget. Namanya perjuangan kali yaaa. J
Candi IV terlihat dari kejauhan dan kami memutuskan untuk tidak kesana
karena kabut mulai turun. Jam sudah menunjukkan pukul dua, jalan menuju ke
Candi IV dan V paling enggak embutuhkan waktu 1 jam karena jaraknya masih
lumayan jauh dan menanjak. Kami memutuskan untuk ke sumber air panas yang
letaknya di bawah Candi III. Pengennya sih berendam air panas tapi ngga jadi
karena ga bawa baju ganti.
Asap mengepul sudah terlihat begitu kami menuruni jalan kecil dari Candi
III. Asap belerang lumayan menusuk hidung dan membuat kami harus menutup
hidung. Ada kolam dan pengunjung bisa berendam. Pengennya sih berendam tapi di
kamar satu satu gitu, takutnya kalau berendam bareng-bareng ketularan yang lain
eh.
Puas melihat asap mengepul, kami memutuskan untuk segera pulang, takut
kesorean dan perut sudah kerongcongan minta diisi. Perjalanan pulang tak terasa begitu berat
karena tidak mendaki. Banyak penjual aksesoris di sepanjang jalan. Begitupun
dengan warung warung yang dipadat pengunjung. Kamipun makan sate kelinci yang
merupakan makanan khas daerah pegunungan.
Sobat Prima, jika anda berencana untuk berwisata ke Jawa Tengah atau
JOgja obyek wisata Candi Gedong Songo bias jadi satu pilihan. Selain belajar sejarah,
mengenal candi kita juga bisa menikmati alam lereng gunung Ambarawa. Setelah
dari Candi Gedong Songo masih ada obyek lain yang bisa dikunjungi yang letaknya berdekatan seperti Bandungan,
Kopeng dan Umbul Sidomukti. By the way,
jangan sampai melewatkan Kupon Diskon Airasiago yaaa. Diskon gedenya lumayan tuh. Ok, selamat berpiknik dan jaga kesehatan ya.
Wah.. asri ya pemandagannya Mba.^^
BalasHapusJalan nya bikin gempor yaaa untuk sampai ke semua candi nya, pantes aja ada sewa kuda hehehe
BalasHapusKeren banget kawasan Candi Gedong Songo. Asri dan sejuk. Btw, kalau setelah pergantian tahun persis bakal sesak pengunjung nggak ya kak? :)
BalasHapus