Pesona 3 Desa Adat di Timur Indonesia



desa adat Indonesia
Apa sih yang ada di benak kamu saat ngomongin wisata Indonesia?

Bali.
Pantai indah
Borobudur
Kraton Jogja.

Pasti nggak jauh-jauh dari itu kan.

Memang sih, wisata Indonesia terwakili akan indahnya pesisir, eksotisnya candi dan uniknya budaya tiap daerah di Indonesia. Wisata budaya memiliki daya tarik tersendiri gaes. Selain menyaksikan keindahan alam, keunikan arsitektur bangunan di desa adat kita juga bisa melihat langsung kebiasaan hidup masyarakat lokal hingga mengikuti ritual budaya. Kali ini saya ingin mengajak masbro, mbaksis untuk mengenal 3 desa adat yang hingga kini masih hidup dengan cara sangat tradisional, belum terjamah kamu gaya hidup modern dan menjaga kelestarian adat istiadat mereka.


Nah, biar pengetahuan geografi, antropologi kamu bertambah serta nggak kurang piknik yuk mengenal desa adat yang masih menjunjung tinggi budaya asli serta hidup jauh dari modernisitas:

1.  Desa adat Sade, Lombok Tengah

 





Desa adat Sade saat ini sedang ngehits dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asling ataupun domestik yang berkunjung ke Lombok. Dulu, Desa Adat Sade belum begitu terkenal tapi beberapa tahun belakangan wisatawan yang piknik ke Lombok pasti juga mengunjungi Desa Adat Sade dan tak lupa selfi di depan papan nama Desa Sade. ((Kamu juga khan?)).





Masbro, mbaksis. Desa  Adat Sade terletak di desa Rembitan, Pujut Lombok Tengah. Desa ini dihuni masyarakat suku Sasak yang nota bene adalah warga asli Lombok. Memasuki kawasan Desa Sade kita akan disuguhi pemandangan berbeda dengan desa pada umumnya. Suasana perkampungan asli pribumi Lombok sangat terasa, dari bentuk bangunan, pakaian adat serta ritual budaya.





Rumah di desa Sade masih sangat tradisional, beratapkan ijuk, kuda-kuda atap memakai bambu tanpa paku, dinding dari anyaman bambu dan masih beralaskan tanah gaes. 

Yang bikin wow nih gaes, warga desa adat Sade punya kebiasaan mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau/sapi. Itu tuh yang warnanya kekuningan ((nggak usah dibayangin)). KOtoran sapi/kerbau dioleskan dialas rumah hingga merata dan pakai tangan. Catet, pakai tangan dan dicampur sedikit air biar lembek-lembek gitu. Menurut warga asli desa Sade lantai rumah menjadi lebih hangat dan dijauhi nyamuk.

Nah, pengen rumah kamu bebas nyamuk?

Boleh lho ngolesin kotoran sapi dirumah kamu. LOL

2.  Desa Adat Wae Rebo Manggarai

 




Kampung diatas awan, begitulah sebutan untuk desa adat Wae Rebo yang terletak di desa Satar, Kecamatan Satarmese, Manggarai Barat, Flores. Yang unik dari desa adat ini adalah rumah adat yang bernama Mbaru Niang. Rumah berbentuk kerucut yang didalamnya ada 4 tingkat dan ditinggali oleh 7 sampai 8 kepala keluarga. Jadi, walaupun terlihat kecil karena bentuknya yang mengerucut tapi Rumah Mbaru Niang ini sangat luas.

Desa adat ini masih menjaga kelestarian adat istiadat dan belum tersentuh pengaruh luar sama sekali. Kearifan lokal dengan melestarikan rumah Mbaru Niang terjaga hingga kini. Tahukah kamu gaes, di Wae Rebo hanya diperbolehkan berdiri 7 buah Mbaaru Niang. Masyarakat yang tidak tertaTidak ada sinyal HP dan masyarakat bermatapencaharian sebagai petani. Desa Wae Rebo berada di ketinggian 1200 mdpl. 

Hingga kini Wae Rebo masih menjaga kearifan lokal mereka yaitu menjaga kelestarian Mbaru Niang. Di Wae Rebo hanya diperbolehkan ada 7 Mbaru Niang. Masyarakat yang tidak tertampung diWae Rebo akan tinggal di Kampung Kombo yang berjarak sekitar 5 km dari Wae Rebo dan mendapat sebutan sebagai kampung kembaran Wae Rebo.

Ehm, unik sekali ya sobat Prima. Semoga kelestarian Mbaru Niang akan tetap ada hingga anak cucu kita nanti, agar mereka tahu betapa kaya negeri kita.



3.  Desa Adat Kampung Tarung, Sumba

sumber gambar : liputan6.com

Berada di tengah kota tidak membuat warga Suku Loli di Kampung Tarung melupakan adat istiadat yang dituruan oleh leluhur mereka. Kampung Tarung berada di Waikabubak, ibukota Sumba Barat namun desa adat ini tidak terpengaruh akan kemajuan perkotaan.

Setiap daerah memiliki adat tersendiri yang harus ditaati oleh warganya maupun penunjung. Begitupula jika kamu memasuki Kampung Tarung, sebelumya kamu harus meminta ijin dari Rato, sebutan pemuka adat suku Loli.



 
Kampung Tarung dipercaya sebagai tempat tinggal pertama leluhur Sumba yaitu Sudi Wonanyoba yang selalu menjaga pasangannya yang bernama Tarung. Keyakinan jika leluhur tertinggi menjaga yang lemah dan dijaga hingga sekarang. Kampung Tarung dijaga kesakralannya dan wisatawan tak berizin dilarang memasuki wilayah Kampung Tarung.

Kampung Tarung Memiliki Rumah Tahan Gempa 

 

Yang paling menarik dari Kampung Tarung adalah arsitektur bangunan serta tatanan desanya. Bangunannya indah sekaligus unik serta setiap bangunan memiliki filosofi sendiri-sendiri.

Rumah-rumah di Kampung Tarung disebut Uma, ditata memanjang dengan struktur persegi empat, bangunan berbentuk panggung yang ditopang oleh tonggak kayu. Kerangka utama bangunan Uma yaitu tiang turus (kambaniru ludungu) sebanyak 4 batang dan 36 batang tiang (kambaniru) dengan sambungan kayu mosa, kayu delomera dan kayu masela. DI tengah perumahan terdapat kuburan megalitik atau makam dari batu yang disebut Waruga. Tata letak tersebut menjadi simbol kosmologi lokal.

Ohya gaes, rumah Uma tidak menggunakan logam sama sekali tapi kekuatan bangunan teruji hingga sekarang dan tahan gempa. Sistem struktur yang sederhana ini karena suku Loli tidak mengenal alat pertukangan selain parang dan Kapak.


Satu lagi yang menarik dari Kampung Tarung yaitu budaya Merapu yang merupakan filsafat bagi suku Loli. Merapu memiliki ajaran memuja roh leluhur dan meyakini bahwa kehidupan ini hanya sementara. Sayang budaya Merapu mulai berkurang dan dilupakan oleh generasi sekarang.


***********

Sobat Prima, negeri kita sangat kaya akan budaya, keelokan alam dan keramahan masyarakat lokal. Sudah seharusnya kita mejadi masyarakat sadar wisata dan "nguri nguri kabudayan" serta tidak merusak alam sekitar. Pesona Indonesia, wujud pesona diri kita.

Komentar

  1. Gila, keren abis, dari dulu saya pengen banget berkunjung ke tempat-tempat seperti ini...sayangnya jauhhhhh >_<

    BalasHapus
  2. artikelnya sangat keren dan menarik mba, dan desanya memiliki ciri khas tersendiri baik adat maupun budayanya mba.

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)