"Jangan tidur dulu nduk, tunggu beberapa saat lagi ya" kata Ibuk saya setelah proses kelahiran anak lanang saya. Setelah mengalami rasa sakit selama dua hari karena proses bukaan yang lama saya lega bisa melahirkan anak sulung saya dengan keadaan sehat tak kurang suatu apa. Sebenarnya saya merasa lelah dan ingin tidur tapi Ibuk melarang saya karena takut saya "kunduran" istilah dalam bahasa Jawa jika seseorang habis melahirkan langsung tidur dan meninggal dunia.
Beberapa memitos saat hamil, melahirkan maupun menyusui sangat beragam. Tidak boleh ini itu tapi saya tidak merasa sok pintar dengan menolak mentah-mentah semua nasehat dan larangan Ibuk saya. Bagaimanapun beliau lebih berpengalaman dan telah melahirkan serta membesarkan 4 orang anak.
Kasus kematian Ibu setelah melahirkan memang banyak dan sudah terjadi sejak dulu dan dari banyak pengalaman dimana Ibu melahirkan kemudian tidur dan meninggal membuat generasi dahulu menyimpulkan setelah melahirkan jangan langsung tidur dengan istilah "Kunduran" tadi.
Tingginya Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia
Selama saya hamil dulu, saya benar-benar memprioritaskan kesehatan kandungan, gizi bagi janin serta nutrisi bagi saya sendiri. Tak hanya itu, sejak bulan pertama saya rutin memperiksakan diri ke dokter kandungan.
Segala upaya itu saya lakukan demi kelahiran bayi yang sehat dan sayapun juga sehat. Tak bisa dipungkiri masih banyak Ibu hamil yang kurang informasi seputar kehamilan ataupun melahirkan. Bisa karena faktor ekonomi dan tidak mendapat sosialisasi kesehatan, tak ada biaya untuk periksa ataupun tidak bisa mengakses informasi dan menyebabkan kematian Ibu dan Bayi baru lahir.
Saat ini angka kematian Ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih cukup tinggi. Angka kematian
ini berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, angka kematian Ibu melahirkan sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Sebesar 82 persennya terjadi pada persalinan ibu berusia
muda 14-20 tahun. Dikutip dari gizitinggi.org laporan
rutin Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) tahun 2007, penyebab langsung
kematian ibu adalah perdarahan (39%), keracunan kehamilan (20%), infeksi
(7%) dan lain-lain (33%).
Saya masih ingat di kehamilan anak kedua saya mengalami preeklamsia atau keracunan kehamilan hingga trombosit turun, tekanan darah tinggi dan harus bedrest beberapa hari setelah melahirkan.
Saya mematuhi saran dokter untuk beristirahat dan menurunkan tekanan darah ke angka normal. Apabila saya ngeyel dan menolak informasi tersebut mungkin bisa berakibat fatal karena ternyata preeklamsia bisa menyebabkan stroke hingga kematian.
Lalu bagaimana dengan Ibu hamil atau Ibu melahirkan yang kondisinya tidak mendukung seperti keadaan sosial ekonomi dibawah digaris
kemiskinan, fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang belum tersebar
secara merata dan sifat acuh terhadap kesehatan karena kurang pengetahuan.
Berbagi Informasi Tentang SMSBunda sebagai Kepedulian Kita terhadap Sesama
Hamil, melahirkan dan paska nifas memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Semua itu kembali ke kondisi keluarga masing-masing. Ada yang periksa ke dokter kandungan mahal, ada pula yang cukup mengecek kehamilannya di bidan ataupun Puskesmas.
Kematian Ibu dan Bayi baru lahir bisa dicegah dengan penanganan yang tepat di kala hamil, melahirkan, paska melahirkan dan cara merawat bayi dengan benar. Saat ini jumlah kematian bayi baru
lahir adalah 60% dari keseluruhan kematian bayi dibawah usia satu tahun
dengan tingkat ketahanan hidup bayi baru lahir yang tidak mengalami
perbaikan sejak 2002.
Data menunjukan walaupun mayoritas wanita di Indonesia
menerima perawatan antenatal selama heamilan, hanya sekitar 53% yang
mendapatkan informasi mengenai tanda-tanda komplikasi kehamilan selama
kunjungan. Nah lho, betapa pentingnya mendapat informasi yang benar tentang kehamilan, proses melahirkan, paska melahirkan dan perawatan bayi seperti yang saya sampaikan diatas.
Dengan informasi yang tepat Ibu hamil dan keluarganya akan mengupayakan persalinan pada ibu hamil dibantu oleh
tenaga kesehatan seperti dokter kandungan, dokter umum,
atau bidan. Dan sebisa mungkin proses persalinanpun dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Di era
digital ini banyak informasi bisa kita dapatkan, khususnya informasi
kehamilan, proses melahirkan, setelah melahirkan ataupun cara mengasuh
bayi. Begitupun saya dulu, selama hamil selalu mengupdate berita dan
informasi agar saya paham tentang proses kehamilan dan melahirkan
walaupun secara teori dan mendengarkan semua nasehat dari Ibu saya.
Pastinya demi buah hati yang sehat begitupun saya bisa melahirkan dengan
lancar dan kelak bisa merawat bayi dengan baik.
Beruntungnya Ibu-Ibu sekarang karena sudah ada program SMSBunda persembahan dari Jhpiego dan GE Foundation mengembangkan pelayanan berbasis SMS,
yaitu SMSbunda.
Hampir semua orang memiliki handphone dan fasilitas SMS untuk mengirim pesan, dengan meregistrasikan nomor handphone kita. SMSbunda mengirimkan informasi kepada ibu langsung ke telpon genggamnya.
Baik ibu yang tengah hamil, baru saja melahirkan, maupun mereka yang
jarang bersentuhan langsung dengan system kesehatan. SMSbunda
menyediakan informasi yang dapat dipercaya, tentang kehamilan dan masa
nifas, dan mendorong mereka untuk terhubung dengan system kesehatan.

Bunda, penanganan
yang cepat dan tepat selama kehamilan dan sesudah kelahiran mampu
menyelamatkan nyawa bayi dan ibu. Bila ibu dan keluarganya memiliki
pengetahuan tentang praktek perawatan kesehatan, tanda bayi pada ibu dan
bayi baru lahir, juga perawatan dasar bayi baru lahir, diharapkan
mereka akan lebih mampu merawat dirinya dan bayinya, serta paham cara
mencari penanganan disaat komplikasi terjadi.
Komentar
Posting Komentar
Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)