Kampungku di Kepung Demam Berdarah



Adzan subuh baru saja terdengar dari Masjid dekat rumah. Seperti biasa saya sudah bangun dan nginem dulu pemirsah. Hahaha. Sebagai ibu rumah tangga yang baik, nginem alias cuci-cuci, bersih-bersih, masak pokoknya urusan sumur dan dapur harus sudah selesai sebelum jam 5 pagi. 

Masih gelap sudah bangun demi menhindar dari asap fogging

Tak jauh beda dengan Rabu pagi itu, saat banyak orang lain bersiap-siap menyambut sang Matahari yang akan gerhana di hari itu, saya bersiap-siap menanti petugas fogging dari Dinas Kesehatan Sleman. Ya, minggu kemaren merupakan jadwal kedua kalinya kampung saya tepatnya RT saya diadakan fogging atau penyemprotan sarang nyamuk. Karena dalam 3 minggu terakhir di daerah Kalasan merupakan endemi demam berdarah. Bahkan di RT saya sudah lebih dari 13 orang yang terkena demam berdarah.

Mendengar kata demam berdarah pasti membuat kamu was-was dan takut. Apalagi banyak korban yang terjangkit virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides Aygepti. Jujur saya parno banget, karena tetangga depan rumah, saudara belakang rumah bergantian masuk rumah sakit dan positif terkena demam berdarah.

Virus demam berdarah ini tak pandang bulu saat memilih korbannya, ada yang anak-anak, remaja bahkan orang tua. Di RT saya sendiri 6 korban diantaranya anak-anak berusia antara 13-18 tahun. Menengok orang sakit menjadi agenda rutin dalam 3 minggu terakhir dan menguras dompet pemirsah. Tapi lebih baik menengoklah dari pada ditengok. #amit-amit.

Sampai saat ini fogging masih menjadi salah satu cara untuk membasmi nyamuk, paling tidak nyamuk dewasa akan mati dan dalam 3 hari ke depan tidak akan ada nyamuk. Harapannya nyamuk yang menggingit penderita Demam Berdarah akan mati dan tidak menggigit orang lain. 


 Jika ada wabah Dinas Kesehatan akan bekerja sama dengan Puskesmas setempat atau jika ada laporan dan permohonan untuk fogging maka instansi terkait akan berusaha membantu. Di kampung saya telah dilakukan fogging 2 kali dalam 2 minggu ini. Ada beberapa petugas langsung yang melakukan pengasapan dan jujur itu agak mengganggu. 





Kenapa mengganggu? Bayangin aja, asap mengepul dari segala arah karena ada 4 petugas yang menyemprot dari beberapa lokasi. Duo anak lanang tidak mau memakai masker dan kawatir zat insektisida terhirup mereka. Di minggu pertama penyemprotan dilakukan jam 6 pagi dan membuat saya telat ke kantor. Baru di minggu ke dua setelah koordinasi lebih baik, fogging dilakukan jam 5 pagi setelah subuh. Jadi terpaksa dah membangunkan duo anak lanang saat hari masih gelap.

Hingga beberapa hari yang lalu Mas Nathan mbarep saya panas tinggi, saya beri obat penurun panas hingga hari ke 3 dan saya periksakan ke dokter. Saya kawatir banget jika dia terkena Demam Berdarah, tapi saya agak tenang saat menemukan sariawan di gusinya. Ya, kedua anak saya memang penyakitnya sariawan. Dalam 6 bulan sekali kadang sariawan disertai panas. Masih bersyukurlah dari pada kena batuk parah atau penyakit lain. 

Setelah saya bawa ke dokter hanya dikasih vitamin dan rujukan jika di hari keempat masih panas dan harus segera cek darah di laborat. Syukurlah, Selasa pagi mas Nathan sudah nggak panas dan saya tidak perlu membawa dia ke rumah sakit.

Saat periksa ke dokter saya sempat konsultasi tentang Demam Berdarah. Kata beliau jika badan panas dan dicek darah menunjukkan trombosit diantara 100.000-150.000 itu berarti sudah ada virus demam berdarah, sedangkan jika trombosit kurang dari 100.000 penderita sudah terkena demam berdarah yang sangat parah dan segera mendapat pertolongan

Tanda-tanda umum penyakit demam berdarah antara lain :

1.  Suhu panas tinggi hingga 40 derajat selama lebih dari 4 hari
2.  Sakit di belakang mata, nyeri sendi, otot dan tulang
3.  Kepala terasa sangat sakit
4.  Perut mual
5.  Terkadang disertai batuk pilek dan telapak kaki dingin
6.  Tidak nafsu makan
7.  Kulit mudah memar
8.  Terlihat bercak/ruam di kulit
9.  Terjadi pendarahan di gusi atau mimisan jika sudah parah
10. Muntah berwarna hitan dan feses hitam jika  infeksi virus demam berdarah sudah berat
Tanda-tanda umum dan gejala demam berdarah pada anak dan balita, antara lain: Mendadak demam tinggi, bisa mencapai 105 ° F (40 ° C) Sakit di belakang mata, nyeri sendi, otot, dan / atau tulang Sakit kepala yang hebat Ruam di sebagian besar tubuh Perdarahan ringan dari hidung (mimisan) atau gusi Kulit mudah memar Terkadang disertai batuk dan pilek, tidak nafsu makan, mual dan muntah serta gatal pada telapak kaki.

Bersumber dari: Gejala Demam Berdarah Pada Anak dan Balita | Mediskus.com

Tanda-tanda umum dan gejala demam berdarah pada anak dan balita, antara lain: Mendadak demam tinggi, bisa mencapai 105 ° F (40 ° C) Sakit di belakang mata, nyeri sendi, otot, dan / atau tulang Sakit kepala yang hebat Ruam di sebagian besar tubuh Perdarahan ringan dari hidung (mimisan) atau gusi Kulit mudah memar Terkadang disertai batuk dan pilek, tidak nafsu makan, mual dan muntah serta gatal pada telapak kaki.

Bersumber dari: Gejala Demam Berdarah Pada Anak dan Balita | Mediskus.com
Tanda-tanda umum dan gejala demam berdarah pada anak dan balita, antara lain: Mendadak demam tinggi, bisa mencapai 105 ° F (40 ° C) Sakit di belakang mata, nyeri sendi, otot, dan / atau tulang Sakit kepala yang hebat Ruam di sebagian besar tubuh Perdarahan ringan dari hidung (mimisan) atau gusi Kulit mudah memar Terkadang disertai batuk dan pilek, tidak nafsu makan, mual dan muntah serta gatal pada telapak kaki.

Bersumber dari: Gejala Demam Berdarah Pada Anak dan Balita | Mediskus.com
Walaupun di kampung saya banyak yang terkenan Demam Berdarah tapi semuanya tertangani dengan baik dan bisa sembuh. Kebetulan di rumah saya dekat dengan beberapa fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Panti Rini, Rumah Sakit Bhayangkaran dan Rumah Sakit Islam PDHI. Demam Berdarah memang harus ditangani secara cepat sebelum parah dan membahayakan nyawa. Setelah panas 3 hari biasanya langsung cek darah dan jika positif menjalani rawat inap agar perawatan lebih intensif. Dalam 4 atau satu minggu biasanya pasien sudah diperkenankan pulang.

Pencegahan terhadap Demam Berdarah


Berada diantara kepungan virus demam berdarah membuat saya lebih berhati-hati dalam menjaga kedua anak lanang. Berbagai upaya saya lakukan agar terhindar dari gigitan nyamuk Aides Aygepti. Beberapa pencegahan terhadap demam berdarah antara lain :

1. Menyalakan obat nyamuk bakar dan elektrik terus menerus dalam 24 jam, secara bergantian. Beberapa jam pertama menggunakan obat nyamuk bakan dan sesudahnya ganti pake yang elektrik agar nyamuk tidak kebal.
2.  Membatasi anak bermain di luar rumah. Sepulang sekolah duo anak lanang dikurung sama mbahnya dan hanya sebentar saja bermain di luar. Menghindari gigitan nyamuk demam berdarah yang demen kelayapan di pagi, siang dan menjelang sore.  Apalagi di sekitar rumah saya banyak kebun dan pastinya banyak nyamuk.
3.  Memakaikan baju panjang dan celana panjang. Dengan baju lebih tertutup, potensi terkena gigitan nyamuk pasti lebih kecil.
4.  Mengolesi lotion anti nyamuk atau minyak telon yang mengandung citronella. Jujur, saya agak kawatir dengan pemakaian lotion anti nyamuk jika dipakaikan secara terus menerus, sehingga memilih mengolesi tangan dan kaki setelah mandi dengan minyak telon yang mengandung citronella dimana nyamuk tidak suka.
5.  Membersihkan rumah dari sarang nyamuk seperti bak air, kaleng-kaleng yang berpotensi menjadi genangan air dan meminimalisir baju yang digantung.

Semoga kita selalu diberi kelimpahan sehat dan dijauhkan dari segala penyakit ya pemirsah.


Komentar

  1. Bulan lalu anaknya sahabatku meninggal krn DB mbak..duh sedih bgt deh kalo DB udah mewabah gini. Take care ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Innalilahi mbak, nggak kebayang deh sedihnya sang Ibu. Semoga kita selalu diberi kesehatan ya Mbak Muna.

      Hapus
  2. Iya memang lagi KLB DB nih. Udah 3M juga kan?

    BalasHapus
  3. memang penyakit DBD masih menjadi penyakit paling mematikan dinegeri ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyebarnya epet banget dan kalau penanganan telat bahaya banget.

      Hapus
  4. Tempatku baru kampung sebelah yang difogging. Kalau fogging pas libur kan enak, kalau pas kerja, agak repot dikit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih Asri, gara-gara fogging aku juga jadi telat ngantor :(

      Hapus
  5. nyamuknya itu satu mbak, tapi temannya banyak :D
    selain di semprot harusnya ada tindakan pembersihan juga mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak Nelly, abis gigit satunya, pindah ke org lain, sekarang malah belakang rumah yg kena DBD nambah, dari anak, suami sekrang istrinya

      Hapus
  6. waspada mak kalau ada tetangga yang kena DB.. jarak nyamuk aedes terbang 100 m

    BalasHapus
  7. Saat ini fogging masih jadi andalan ya mbak Prima, meskipun kita sendiri juga harus melaksanakan 3M untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk aedes. Semoga masyarakat Indonesia akan semakin sadar tentang bahaya DB dan mengantisipasi dengan 3M dan fogging ya mbak :)

    Templatenya kereennn :)

    BalasHapus
  8. Sama mbak di kampung saya juga sedang ada penyemprotan demam berdarah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)