Terpesona Keindahan Gua Gong di Pacitan

 
Gua Gong Pacitan
Gua Gong Pacitan -- Salah satu kota  dengan potensi wisata yang menarik adalah  Pacitan. Kota kecil yang berada di timur Wonogiri, dan daerah paling barat  dari provinsi Jawa Timur. Dengan kontur topografi  perbukitan batu kapur, Pacitan tidak mempunyai lahan pertanian yang subur. Tanahnya yang keras tidak cocok menjadi lahan pertanian. 

Tapi, Tuhan selalu adil, walaupun kurang menghasilkan dalam bidang pertanian, Pacitan mempunya potensi lain yaitu keindahan gua dan pantai. Sebagian besar lahan di Pacitan berupa perbukitan sebesar 85 % dari luas seluruhnya. Ada 300an gunung-gunung kecil yang tersebar di seluruh wilayah Pacitan, dan banyak jurang terjal yang berada di deretan Pegunungan Seribu yang membentang sepanjang selatan Pulau Jawa.

Sudah lama saya ingin melihat seperti apa sih gua-gua yang ada di Pacitan. Beberapa kali keluarga saya pernah ke sana tapi entah kenapa saya koq ga pernah ikut. Ada beberapa gua yang terkenal di Pacitan, yaitu Gua Gong dan Gua Tabuhan. Konon, gua-gua itu begitu indah, saya penasaran dan beberapa waktu yang lalu bersama Tim Pendahulu berwisata ke Gua Gong Pacitan.

Ok, sebelum saya ceritakan indahnya Gua Gong, kenalan dulu yuk ama Tim Pendahulu. Saya dan beberapa rekan kantor memang suka piknik, karena di kantor kerjaan kami salah satunya survey, so sebelum teman yang lain mengunjungi tempat wisata yang akan didatangi, kami survey dulu lokasinya, istilahnya sebagai Tim Pendahulu gitu, setelah survey OK baru kami mengajak teman-teman yang lain.

Tim Pendahulu minus eike
Perjalanan dari Jogja menuju Pacitan ditempuh selama 3 jam. Bagi yang suka mabok darat, jangan lupa minum Antimo ya. Jalan yang berliku dan naik turun mulai dari Piyungan hingga Gunung Kidul membuat perut serasa dikocok-kocok. Salah seorang teman saya yang emang fisiknya sedang drop mabuk tanpa henti sepanjang perjalan, kasihan juga melihatnya. Semangat ya Pak Rut. Ada beberapa kabupaten yang dilewati, dari Bantul, Gunung Kidul, Wonogiri baru nyampe Pacitan. Banyak rute yang bisa dilewati dari Jogja, mau lewat Klaten atau Gunung Kidul. Kalau saya dari Bantul, lebih dekat lewat Dlingo atau Piyungan.


Setelah membeli tiket masuk sebesar lima / tujuh ribu perorang, kita bisa memasuki komplek wisata Gua Gong, ada beberapa warung makan di pinggir tempat parkir, dan pusat oleh-oleh yang sudah dibangun permanen. Sebelum nyampe ke mulut gua siapin energi dulu untuk menaiki anak tangga ya mas mbak. Yah lumayanlah sekitar 500 meter, tapi ga terasa cape karena dikanan kiri jalan ada banyak penjual souvenir dan oleh-oleh. Insting Ibu-ibu pengennya mampir n belanja, tapi dijawil temen "ayo liat gua dulu baru belanja jeng". OK, bos.


Jangan lupa baca SOP nya dulu ya, ternyata di dalam gua kita harus menyusuri anak tangga yang licin dan panjang, ditambah minimnya penerangan. Jika anda tidak membawa senter, banyak Ibu-ibu yang menyewakan senter, cukup bayar enam atau tujuh ribu aja. Kalo mau ngirit ya bawa senter dari rumah, tapi jika mau menambah pendapatan warga sini ya nyewa ajalah, gausah repot-repot bawa.

Pintu masuk gua memang terlihat sempit, tapi begitu memasuki pintu gua tampak gua yang lebar dan dalam. Stalagtit kecil dan besar tampak menggantung di langit-langit gua, begitupun stalagmit yang dibawah. Pengelola telah membuat tangga dan pegangan untuk mempermudah pengunjung menyusuri gua, tidak terbayangkan jika tidak ada tangga, bakalan susah banget jalannya. Jangan bayangin bisa jalan santai, karena begitu memasuki gua anak tangga menurun sudah  menanti, dan sepertinya membawa balita tidak saya rekomendasikan. Kecuali mau digendong, anak tangga tidak rata, sempit, gelap dan licin karena banyak air yang menetes dari atas. 



Pemandangan di dalam gua semakin terlihat dramatis saat terkena cahaya lampu berwarna-warni, amazing aja. Dari titik-titik air yang menetes hingga terbentuk batuan-batuan cantik, bahkan di ruang dalam ada beberapa stalagtit yang sudah terbentuk menjadi marmer, putih dan mengkilap. Pastinya dibutuhkan ribuan tahun untuk menjadi seperti itu. Jadi inget untuk tidak merusak alam, Tuhan telah begitu baik menganugerahi pemandangan yang indah, kita tinggal menikmati dan merawatnya.


Selain lampur sorot, di beberapa sudut gua ada kipas angin yang agak besar. Lumayanlah mengurangi kegerahan, tau sendiri kan didalam gua itu pengap dan seperti susah bernafas.  Dan ternyata, guanya tuh luas banget, anak tangga dibuat melingkar sehingga pengunjung bisa menyusuri semua sudut gua. Kalau pengen dapat gambar yang bagus, pastikan bawa flash, saya poto pake kamera hp biasa hasile yo gini, mana diburu-buru lagi. Yang lain udah jalan jauh, saya masih sibuk motret-motret.

 



Saat jadi bayangin dulu pertama dibuka, belum ada fasilitas tangga dan lampur sorot, pasti pengunjung  kesulitan untuk berjalan. Tapi tahun 2007 atau 2008 saat awal-awal dibuka dulu udah rame wisatawan, Bapak Ibu saya aja piknik bareng rombongan RT di desa. Dan kata mereka guanya bagus banget, apalagi kalau mereka tahu sekarang lebih bagus.

Pesen saya, sebelum masuk sini sarapan dulu ya, lumayan membutuhkan tenaga lho, saya aja yang muda "menggeh-menggeh" dan berkeringat saat keluar dari mulut gua. Capek juga menyusuri Gua Gong tapi terbayar akan keindahan didalamnya. Yang bikin saya penasaran, gimana dulu proses penemuannya ya ?


Nah, urusan oleh-oleh gampang banget nyarinya, selain di sepanjang jalan pas naik , ada semacam pasar berlantai dua, ada kaos, topi, sandal, aneka makanan dan batu akik. Buat pecinta akik jangan lupa beli batu Kalsedon disini, batu akik asli Pacitan. Sebelum mengakhiri postingan saya, boleh yaa selfi penampakan penulis. 

Salam Prima.









Komentar

  1. Wah guanya amazing mbak :-) Masya Allah...
    jadi pengen kesana..

    BalasHapus
  2. Wah.. murah banget harga tiketnya, untk oleh2nya jg keren ada batu akik jg.
    Sukses untk lombanya dan Salam hangat dari Bondowoso.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, harga tiket wisata lokal sepertinya segitu.
      Salam juga

      Hapus
  3. Goany a Indah, aku belum pernah masuk GOa, ini takut gak sih? hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pertama masuk juga takut mbak, tapi lama2 gpp sih.

      Hapus
  4. gilaaakkk, stalagtitnya indah sekali ya mak...

    itu batu banyak juga yah...memang khasnya Pacitan adalah batu

    BalasHapus
  5. bagus ya di atas gua warna langit2nya bisa warna warni, kalo mau masuk ke wisata gua gong bayarnya berapa ya

    BalasHapus
  6. Aku udah dua kali ke Pacitan, tapi cuma menyusuri pantainya dan enggak mampir kesini. Padahal ibuku malah udah dua kali ke gua Gong ini. Harus kesini lagi kapan-kapan :)

    BalasHapus
  7. Wah, dari kecil belum pernah yang namanya masuk gua..
    Kirain serem, nyatanya cantik.
    :')

    BalasHapus
  8. Subhanallah, indah banget kebesaran Allah. Semoga tetap terjaga hingga waktu yang lama...

    BalasHapus
  9. pengen deh nyoba jalan" kesini . mantep kali guanya mba :)

    BalasHapus
  10. Aku dulu pernah mak ke sana! Tapi waktu itu kayaknya karena sepi, jadi lampu2nya yang warna-warni gak dinyalain. Hiks.
    Tapi keren ya! Katanya kalo hari minggu goa gong sering dipake buat panggung nyinden, alat musiknya yah stalaktit-stalaktit itu :DD

    BalasHapus
  11. Waduh itu anak tangganya yang bikin capek kayaknya hehehe. Indah sekali Gua Gong ini, bisa warna-warni gitu.
    Mb Prima, itu foto yg sebelah kiri gelap, jadi rada2 nyeremin hehehe *digetok akik :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)