Judul Buku : Letters To Aubrey
Penulis : Grace Melia
Editor : Triani Retno A
Proof Reader : Herlina P. Dewi
Desain Cover : Teguh Santosa
Layout Isi : Deeje
ISBN : 978-602-7572-27-0
Tanggal Terbit : 16 Mei 2014
Jumlah Halaman : 266
Berat Buku : 250
Dimensi : 13 X 19
Penulis : Grace Melia
Editor : Triani Retno A
Proof Reader : Herlina P. Dewi
Desain Cover : Teguh Santosa
Layout Isi : Deeje
ISBN : 978-602-7572-27-0
Tanggal Terbit : 16 Mei 2014
Jumlah Halaman : 266
Berat Buku : 250
Dimensi : 13 X 19
Buku bersampul coklat ini berisi kumpulan surat yang ditulis oleh seorang Ibu muda yang bernama Grace Melia, yang ditujukan untuk putri cantiknya yang bernama Aubrey. Membaca lembar demi lembar buku bergenre momlit ini serasa mengikuti perjalanan hidup antara Aditya, Grace dan Ubi, nama panggilan gadis kecil itu.
Cobaan yang menghampiri keluarga ini memang tak mudah. Pasangan muda yang baru saja merasakan kebahagiaan dengan hadirnya malaikat kecil mereka harus mengalami kenyataan pahit kalau bayi mungil mereka ternyata "berbeda" dengan bayi lain. Ubi menderita kelainan jantung, gangguan pendengaran dan keterlambatan motorik yang disebabkan terinfeksi virus rubella saat masih dalam kandungan. Campak Jerman yang Grace alami saat hamil ternyata berakibat fatal pada bayi mereka. Penyakit yang dia anggap biasa-biasa saja ternyata sangat berbahaya bagi janin didalam kandungannya.
Hancur, sedih, kecewa, marah dan berbagai perasaan negatif berkecamuk dalam hati perempuan itu. Tapi, itu hanya sebentar. Cintanya pada sang putri melebihi rasa kecewanya. Grace Melia bangkit dan berdiri menghadapi masa depan bersama putri semata wayangnya. Walau hamparan jalan terjal berada di depan mereka. Saat banyak orang tua menyia-nyiakan anak mereka, Grace tetap menjaga dan mencintai anaknya.
Cintanya yang terlalu terhadap Ubii menjadi penyemangat, dia mengajak anaknya untuk berjuang bersama.
Seperti yang tertulis pada halam 43 ini:
"Mommy loves you to the bone. That is fact. But know this and this only, Ubii. Will your condition make us have to strugle to survive?Yes! Can we do it? YES! What do you mean to Mommy?THE WORLD. Please keep that in mind. So are you ready to fight together with Mommy?
Rasa optimis yang Grace miliki telah membuat dia menjadi seorang perempuan inspiratif. Dia mendirikan Rumah Ramah Rubella, wadah bagi keluarga yang mempunyai anak yang terkena TORCH. Mensosialisasikan tentang TORCH kepada masyarakat melalui tulisannya di blog ataupun media sosial. Apa itu TORCH dan bahayanya. Dan yang paling penting , menjadi penyemangat bagi Ibu lain, kekurangan anak tidak untuk diratapi, tapi diperjuangkan supaya anak menjadi mandiri, seberat apapun perjuangan itu.
Buku ini tak hanya sekedar Momlit belaka, bagi saya buku ini adalah buku pintar bagi calon Ibu ataupun Ibu khususnya yang anaknya terkena TORCH. Buku ini memberi informasi tentang TORCH,Fisioterapi yang harus dilakukan, berbagai macam tes kesehatan yang harus dijalani, bahkan permainan-permainan untuk melatih motorik.
Surat-surat yang ditulis Grace tak melulu tentang TORCH, tapi lika liku kehidupan berkeluarga tertuang dalam tulisan ringannya. Dari pemberian ASI dan MPASI, susahnya saat tak ada pembantu, perayaan ulang tahun, bahkan pertengkaran suami istri. Dan tentunya saat mereka tampil dilayar kaca dalam acara Kick Andy. Talk show yang sangat menarik karena selalu menghadirkan orang-orang inspiratif, seperti Grace Melia.
Melalui surat-suratnya Grace telah berhasil menunjukkan kepada dunia, kalau setiap anak itu spesial dan harus dihargai kehadirannya. Menjadi orang tua bukanlah pekerjaan yang ringan, tak melulu kebahagiaan yang kita dapat, tapi banyak kendala dan kekecewaan. Tapi dengan cinta dan perjuangan, semua akan teratasi, kelelahan, kejenuhan saat menghadapi anak berganti kebahagiaan dan kepuasan.
Jika Grace bisa, kenapa kita tidak?
Thank you Mak atas partisipasinya dalam Lomba Review #LetterstoAubrey :))
BalasHapus