Ketika Ujian Hidup Menerpa



Pernah kah kalian merasa sedang berada di titik nadir dan mendapat cobaan begitu berat hingga merasa menjadi manusia paling sengsara di dunia?

Pasti pernah donk. Sekalipun belum setidaknya dalam hati pernah bertanya kepada Tuhan "Kenapa ini terjadi pada saya?"

Begitupun saya kerap merasa seperti itu, tapi beberapa tahun belakangan saya memilih untuk selalu nerimo dan berbesar hati dengan segala permasalahan hidup atau memang Tuhan sedang memudahkan hidup saya? Mungkin hanya Tuhan yang tahu.

Hingga hari ini saya diingatkan Tuhan, ketika cobaan datang bisa sehebat dari apa yang pernah kita bayangkan. Beruntun tanpa henti seperti ombak yang menghempas pantai. Memang, bukan saya yang mengalami cobaan berat, tapi saudara saya yang dalam rentang waktu terakhir mendapat cobaan berat.

Ayahnya yang notabene paman saya divonis kanker dalam sebulan belakangan, seminggu yang lalu ibunya mendadak terkena serangan stroke dan baru Jumat diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Dan Sabtu ini si bungsu yang berniat pulang di weekend untuk membesuk ibunya terkena kecelakaan hingga patah tulang. Saya mengira dia mengendarai motor kok sampai kecelakaan hingga pata kaki, eh ternyata naik mobil dan mobilnya yang baru beberapa bulan dia beli remuk. 



Sejenak saya merenung, beratnya beban mereka. Satu cobaan datang dan cobaan datang yang lebih berat beruntun berdatangan. Entah bagaimana kabar bulek yang mendengar berita kecelakaan putra kesayangannya.

Sungguh, menyaksikan mobil yang remuk itu hati saya turut hancur. Rencana saya untuk menengok bulek dalam minggu-minggu ini saja belum terlaksana eh malah ada kejadian lagi. Mereka memang tinggal di kota yang berjarak 5 jam dari sini. Sehingga belum menemukan waktu yang pas setelah sebulan yang lalu membesuk paman.

Saya tertegun, memikirkan semuanya ini.

Apakah saya kuat jika ini terjadi pada saya?

Membayangkannya saja kepala saya sudah berat, Saya yang sering jumawa, saya orang yang kuat karena telah melewati banyak cobaan dan beban hidup. Tapi nyatanya, cobaan ketika keluarga sakit itu sangat berat. 

Merawat seorang saja tak hanya melelahkan secara fisik, materi bahkan jiwa, Apalagi jika 3 anggota keluarga, Sungguh membutuhkan hati baja. Terlebih jika kita sendiri sudah punya keluarga yang pastinya juga harus mengurusi anak anak dan suami.

Semoga Tuhan memberikan kekuatan kepada semua orang untuk melalui semua cobaan berat. Jika Tuhan memberikan cobaan yang berat dari orang lain, itu karena memang kamu ditakdirkan lebih kuat dari mereka.

Memang berbicara memang sangat mudah, teori itu mudah tapi prakteknya sangat sulit.

Tapi tidak adakah harapan bagi manusia saat terpuruk?

Pastinya ada. Harapan adalah satu-satunya motivator agar kita kuat. Harapan untuk sembuh, bisa berkumpul dengan keluarga adalah merupakan harapan. Untuk meraihnya dengan jalan melewati ujian ini dan bersabar.

Sering kita merasa menang, bahagia, selalu bersukacita, mungkin inilah saatnya kita belajar ketika ujian datang. Kita harus belajar semakin sungguh dan ketika ujian selesai dengan nilai yang bagus, kita akan naik kelas, menjadi lebih baik dari sebelumnya.


Komentar

  1. ketika ujian datang menerpa yang bisa kita lakukan hanya pasrah dan berprasangka baik padaNya yaa Mbaa.

    bingung mau komen apa. Semoga keluar paman dan bule Mba Prima diberi kekuatan menghadarp ujian ini, aaamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih doanya mbak Ira, semoga keluarga mbak Ira juga selalu dalam lindungan Tuhan.

      Hapus
  2. Pernah sekali mba, rasanya seperti ingin meratapi nasib. Tapi kalau habis dengar cerita seperti saudara mba ini, kok rasanya malu sudah ngeluh sebegitunya.. Semoga saudara mba ini diberikan kekuatan dan keluarga yg sedang sakit diberikan kesembuhan. Amiiin!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih doanya mbak Nabila, semoga dirimu juga selalu sehat ya.

      Hapus
  3. Harus selalu Optimis ...
    Berdoa dan Berusaha maksimal ....

    BalasHapus
  4. ya Allah, kalau baca cerita gini jadi merasa malu sama Tuhan. mudah galau padahal urusan amsih sepele seputar diri sendiri doang

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)