Kenapa Mereka Berbeda Tuhan?



"Nggrantes"


Itu yang saya rasakan ketika menjemput sekolah anak lanang dan berpapasan atau melihat dari kejauhan sosok seorang bocah yang terlahir dengan keterbatasan. Salah satu kakinya tumbuh tidak sempurna dan dia terlihat kepayahan untuk berjalan.

Salah satu teman anak lanang memang memiliki keterbatasan fisik. Ketika pulang sekolah dia selalu digendong sang Ibu. Itupun dia tidak masuk tiap hari, entah karena tak ada yang mengantar atau ada kendala lain. Di sekolah anak lanang memang menerima murid berkebutuhan khusus. Saya melihat ada beberapa anak juga di SD juga ABK  tapi dia selalu didampingi pengasuh.

Hampir setiap hari saya bertanya sama anak lanang, temennya masuk sekolah nggak. Dan saya makin sedih jika dia tidak berangkat. Apakah dia sakit, apakah dia mau, ataukah dia sedih ada anak lain yang mengejeknya. 

Saya selalu tak kuasa menahan air mata melihat seorang anak yang "berbeda" dengan anak lain. Di saat anak lain bisa berlari, dia hanya duduk sendiri dan menunggu Ibunya menjemput. Hatiku teriris. Sakit. 

Marah.

Ya saya marah, kenapa Kau Tuhan harus  membuat dia "berbeda". Kenapa tidak semua orang terlahir normal. Okelah, masih boleh terlahir dari keluarga berada atau tidak tapi kenapa harus memiliki keterbatasan fisik.

Saya yang selalu mengeluh anak lanang begini, anak lanang begitu tak sebanding dengan para orang tua tangguh yang dengan besar hati menerima dan selalu mensupport anak mereka. Betapa harusnya saya bersyukur memiliki anak yang normal. Apa yang saya rasakan hanyalah seujung kuku dari apa yang mereka rasakan.

Sang Pemilik Hidup pasti punya rencana dahsyat yang manusia tidak bisa pikirkan. Rencana indah yang otak manusia tidak bisa mencapainya. Ibu itu pasti punya jiwa yang besar, kekuatan hati yang jauh melampaui orang tua lain dan sudah siap menerima serta menjaga anak itu.

Ah, tak pantas rasanya saya menjudge Sang Pemilik Hidup, seolah saya tahu segalanya. Tapi jujur, jika saya boleh meminta Tuhan, berikanlah mereka kebahagiaan melebihi kebahagiaan kami. Berikanlah mereka harapan dan penuhilah hati mereka dengan kasihMu agar selalu kuat menghadapi "kelebihan" yang kau berikan.

Sobat Prima, apa yang kita hadapi memang kita tidak pernah bisa menebak ataupun menolak. Seolah ikut merasakan penderitaan mereka pun tak akan setara dengan yang benar-benar mereka rasakan. Tapi, dengan dukungan, persahabatan, menganggap mereka sama, merangkul dan sebisa mungkin bisa mengayomi mereka akan merasa lebih "dimanusiakan" tanpa dibeda-bedakan.

Selamat menikmati liburan ya, jangan lupa untuk selalu beryukur atas apapun yang kita terima. Karena kebahagiaan tak perlu dicari kemana-mana, hanya dengan bersyukur kita akan bahagia.

Komentar