Pemandian Air Panas Sragen




Pemandian air panas Ngunut Sambisari Sragen - Jalan sempit berliku dan kebun karet yang rimbun menyambut kami. Sawah di kanan kiri jalan membuat perjalanan selama lebih dari dua jam dari Jogja tak membuat kami merasa jenuh. Hingga sampai di depan sumber air panas Sendang Panguripan, kami baru sadar jika kami salah tujuan.

Ya, minggu kemaren tiba-tiba suami mengajak ke pemandian air panas dan saya segera googling sumber air panas. Di Jogja ada pemandian Parang Wedang di dekat Parangtritis Bantul, tapi entah kenapa dia tidak mau kesana dan pengen yang air panas ada belerangnya.

Dengan modal GPS kami berangkat dari Jogja menuju Bayanan, Sragen. Tapi entah kenapa google map malah mengantar kami ke Pemandian Air Panas di Ngunut, Sambisari, Sragen. Di google maps tidak ada Bayanan yang ternyata masih satu kecamatan dengan air panas Ngunut.

Tidak ada kejadian yang terjadi secara kebetulan

 

Setelah menempuh perjalanan berliku-liku karen mbah google mengajak kami melewati jalan-jalan di pinggir gunung dan sama sekali tidak melewati kota Sragen. Kami sampai juga di  Pemandian Air Panas Ngunut yang tampak sepi. Padahal tempat yang kami tuju di Bayanan, ada kolam renang, taman dan hiburan musik. Etapi, nyampenya di pemandian air panas yang sepi, dan sesampai di sana kami baru sadar jika kami salah tujuan.

Setelah berbincang dengan Mas Agus si penjaga, dia menjelaskan jika Bayanan berada di balik bukit. Di sana memang lebih ramai karena memang sudah menjadi tempat wisata. Tapi ya sudah nyampai sini masak balik ke Bayanan padahal sudah hampir sore. 



Sendang Panguripan adalah nama tempat ini, ada dua kolam berukuran besar yang tampak sudah lama tidak terpakai. Berdasar keterangan Mas Agus selaku penjaga dan pengelola, tempat wisata ini di buka sejak tahun 1972, tapi setelah tahun 1980an pemandian air panas Sendang Panguripan tidak beroperasi hingga tahun 2011 dibuka kembali, tapi hanya 4 kamar mandi dan pengunjung bisa berendam di sana.




Walaupun sebelumnya kami kecewa, tapi ternyata kami tidak salah. Selang beberapa menit banyak pengunjung datang dan antre untuk mandi air panas. Kebanyakan warga sekitar Sragen, dan dari mereka memang datang ke sini untuk menyembuhkan penyakit kulit atau berendam air panas agar pegal-pegal dan capek hilang.

Kami kesini memang untuk menyembuhkan, bukan piknik jadi walaupun tujuan salah, tapi ternyata Tuhan menuntun kami ke tempat yang benar. Penyakit gatal-gatal pada kulit bisa menyerang siapa saja. Penyebabnya pun bermacam-macam, seperti jamur, kuman atau alergi pada zat tertentu. Selain diobati dengan bedak, atau cairan antiseptik, berendam dengan air panas belerang bisa jadi pilihan kamu gaes.

Mas Bojo termasuk sensitif karena jika pindah daerah dan tidak cocok dengan airnya, akan timbul bercak putih-putih di kulit dan terkadang terasa gatal. Hal itu akan sembuh jika dia pindah daerah lain atau kembali ke rumah. Tapi akhir-akhir ini bercak putih di kulitnya sering keluar apalagi saat panas dan keringatan. 

Bedak dan antiseptik sudah kami coba, tapi belum sembuh juga. Ohya, bercak putih itu tidak menular lho, karena saya dan anak-anak sering memakai handuk sama tapi saya dan anak-anak tidak tertular.




Pemandian Air panas Ngunut lebih manjur karena lebih panas dan murni daripada Air Panas Bayanan yang sudah terlalu banyak pengunjung. Tapi memang fasilitas masih sangat sangat minim dan bangunan toilet yang digunakan sudah tua.




Selain sumber air panas, ada cagar budaya berupa arca dan yoni yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di abad IX. Jujur, suasana disini agak "singup" mungkin karena ada kolam rimbun dan bau dupa dari situs.




Di bangunan inilah ada sumber mata air panas yang selalu mengeluarkan airbelerang, saya mencoba mendekat dan air tampak sangat keruh bahkan mengental seperti belerang. Sontak saya mundur karena aroma belerang dan uap panas menerjang muka saya.




Sekitar setengah jam kami menunggu dan tibalah giliran kami, suami yang memang mau berendam masuk duluan dan saya menunggu bareng  duo anak lanang. Toiletnya masih sederhana, ada sebuah bak berukuran besar untuk berendam dan air panas langsung mengucur deras saat kran di buka.

Setelah mas Bojo selesai, saya ikut gebyur sebentar karena mau berendam kok panas banget yaa. Duo anak lanangpun teriak-teriak saat saya guyur pake air panas itu. Akhirnya cuma saya lap-lap aja sebentar. Rugi dah jauh-jauh ke sini kalau nggak kena airnya.


Selesai mandi, saya membayar biaya mandi air panas. Perorang 5 ribu rupiah, murah banget kan. Tapi pengunjung dibatasi mandi selama 20 menit saja mengingat banyak yang antri. Saya ngobrol sebentar ama Mas Agus, selaku penjaga Pemandian Air Panas Sendang Panguripan. Setiap hari sedikitnya ada 10 pengunjung dan dihari libur bisa sampai 50 orang.

Ngunut 408 Outbond training Area

Selain Pemandian Air Panas di desa Betis Rejo merupakan desa wisata binaan BAPPEDA Sragen, ada beberapa paket outbond bagi siswa atau pengunjung biasa. Peserta outbond akan dikenalkan dengan penanaman padi organik, pembuatan pupuk cair dan padat  serta wisata ke Grojogan Teleng.

Pemandangan di sekitar pemandian air panas sendang panguripan memang cukup indah. Sawah yang luas di kanan kiri, dengan susunan berundak sampai mas Bojo komentar seperti di Ubud saja. Ada sungai yang cukup besar, batu-batu terlihat karena air tidak terlalu deras. Suara gemericik terdengar, mungkin dari air terjun Grojogan Teleng.




Akhirnya kami harus segera pulang, sayang saya tidak bisa berhenti untuk mengambil gambar, jadi sambil mobil jalan saya ceprat cepret dan hasilnya agak ngeblur gaes. Nah, jika kamu merasa ada gangguan di kulit atau sekedar ingin berendam air panas agar peredaran darah lancar, jangan lupa ke Sendang Panguripan di Ngunut, Betis Rejo, Sambisari, Sragen.

Komentar