Perlukan Reklamasi Lahan di Benoa Bali?




Apa yang ada di benak kamu saat mendengar kata Bali? Pasti pulau yang cantik dengan ratusan pantainya yang cantik. Yes, saya juga setubuh eh setuju banget kalo Bali itu cantik dan saya nggak pernah bosan untuk piknik lagi dan lagi. 
 
Sekarang saya mau tanya, apa yang ada di pikiran kamu tentang Reklamasi Bali?

Saat ini di Bali sedang rame pro kontra reklamasi Pantai Benoa, salah satu pantai di selatan Bali. Tapi sebelum membahas lebih lanjut Reklamasi Bali  kita pahami terlebih dulu reklamasi itu apaan sih, definisi reklamasi lahan adalah proses pembentukan lahan baru di pesisir atau bantaran sungai. Belum banyak ahli yang mengartikan reklamasi dengan definisi khusus.

Menurut Max Wagiu (2011). Tujuan reklamasi terbagi menjadi tiga bagian.
  1. Mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat gelombang laut
  2. Memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai untuk mendirikan bangunan yang akan difungsikan sebagai benteng perlindungan garis pantai
  3. Untuk alasan ekonomis, pembangunan atau untuk mendirikan konstruksi bangunan dalam skala yang lebih besar
Reklamasi lahan memang selalu mendatangkan pro kontra antarapihak yang setuju dan menolah reklamasi. Seharusnya kedua pihak bisa duduk berdampingan dengan kepala dingin untuk menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi banyak orang.

Reklamasi Teluk Benoa

Benoa  berada di antara Badung dan Denpasar merupakan teluk di selatan Bali. Ada dua ekosistem di teluk Benoa yaitu Ekosistem Mangrove dan Ekosistem Padang Lamun. Tapi yang paling luasa adalah hutan mangrove, ditumbuhi jenis prapat (Sonrebia Alba) dan perairan ini terkenal dengan Prapat Benoa.

Keberadaan Teluk Benoa jelas menjadi ladang ekonomi para nelayan karena disanalah ikan dan biota laut sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Rencana reklamasi benoa dicanangkan berdasarkan kondisi alam Teluk Benoa saat ini yang mulai terjadi kerusakan :
  1. Terjadi penyumbatan di daerah hilir DAS (daerah aliran sungai) sekitar Teluk Benoa.
  2. Teluk Benoa sudah tidak lagi produktif karena keadaan teluk yang rusak parah. .
  3. Terjadi luberan sampah di mana-mana akibat sumbatan DAS.
  4. Sudah tidak ada lagi biota laut, seperti ikan, kerang, udang dan lainnya yang bisa ditangkap nelayan di teluk saat laut surut
  5. Perputaran arus air laut terhambat di mulut Teluk Benoa, karena mulut Teluk yang terus menyempit hingga 75%.

    "Sobat Prima, saya sih berharap adanya reklamasi atau revitalisasi dilaksanakan dengan pertimbangan yang matang dan dikaji dari segi keuntungan bagi masyarakat dan adanya pengaruh bagi lingkungan agar kesejahteraan masyarakat terjamin dan alam tetap lestari."

Komentar

  1. Mak. Bahasanmu iki kok rodo abot y? Tapi kalau bukan kita yang concern, ya siapa lagi? Thanx 4 the insight...

    BalasHapus
  2. Cuma bisa mengaminkan. Mbuh bingung te komen opo :v Abot pol

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)