Bagaimana Menghadapi Anak Pemalu?



Tak ada yang lebih membanggakan bagi seorang ibu selain melihat anaknya  berani pentas di panggung saat kenaikan kelas. Bagi orang tua lain atau Ibu lain mungkin itu hal biasa. "Ah cuma maju nari doank gitu" atau "Anak gw malah sering tuh ikut lomba" dan beragam komentar lain. Ya, bisa dibilang saya lebay atau apalah, tapi bagi orang tua yang anaknya cenderung pemalu, itu hal yang membahagiakan gaes.

Anak saya sejak setahun sudah terlihat sifat pemalunya, beragam tips dan teori sudah saya praktekkan tapi tetep aja dia pemalu. Ajak bersosialisasi sudah, pola asuh juga normal, saya beri kesempatan untuk berinteraksi juga sudah. Tapi tetap sebelum TK dia sangat pemalu.

Pernah saya konsultasi dengan ahli dari Dancow Parenting Center kalau sifat pemalu itu ada faktor keturunan dan bawaan dari lahir. Nah lo, berarti emaknya pemalu donk!. Enggak juga sih, kalau saya sih lebih tepatnya malu-maluin gaes, dan bawaan sifat pemalu memang dari si Bapak, pemalu, anteng, tidak banyak omong dan tidak terlalu suka berkumpul dengan banyak orang.

Bagaimana Menghadapi Anak Pemalu?


Bunda, gaes, mbakyu, masbro. Jika kalian punya anak pemalu jangan rendah diri, jangan "judge" dia apalagi kita mendorong terlalu keras. Maksudnya bukan di dorong tapi jika kita ingin anak berani ketemu banyak orang, diajak tampil dimuka umum jangan dengan dipaksa atau dimotivasi terlalu keras. Selow saja bun. Anak pemalu juga anak biasa. Dia bukan anak berkebutuhan khusus. Hanya memang anak pemalu membutuhkan waktu lebih lama dari anak lain. Jika anak lain berani main sendiri ke tetangga di usia 1,5 tahun. Nathan baru berani saat usianya 2,5 tahun. Apabila anak lain cuek saat ikut arisan atau di tempat rame, anak saya baru usia 3 tahu.

Yang penting, bagi anak pemalu sebenarnya pendampingan dari orang tua dengan sabar, jika anak maunya main sambil ditemani ya kita temani, tak perlu takut, lama kelamaan dia akan seperti anak lainnya. Menghadapi anak pemalu hanya soal waktu tapi tidak juga anak pemalu akan berubah drastis seperti anak  yang berani.

Setidaknya dia bisa berinteraksi dengan teman dan lingkungan, mau sekolah layaknya anak yang lain itu sudah cukup. Pernah saya merasa sangat takut bagaimana perkembangan anak ke depan kok dia pemalu banget, tapi saya ingat ama si Omesh, host beken di televisi. Ibunya pernah diwawancara dan bercerita jika dulu Omesh penakut dan pemalu, bahkan sampai kelas 5 SD masih ditungguin saat sekolah.

Wow, lebih kebangeten kan? Tapi nyatanya dia bisa juga sukses. Contoh terdekat saja, Mas Bojo. Sampai saat ini dia juga cenderung pendiam dan tidak terlalu suka berkumpul dengan banyak orang, nyatanya dia bisa kerja di perusahaan ternama dan soal jodoh dia tetep laku, kan dapat gadis cantik ((saya)). LOL

Sobat Prima, percayalah. Mencintai dan menerima anak dengan apa adanya akan lebih membahagiakan, jangan paksa untuk menjadi orang lain. Tapi tetap beri stimulus agar dia berkembang

Salam.

Komentar

  1. Masalahnya anakku tuh malu maluin kaya bapaknya
    Gimana tuh cara ngadepinnya..?

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)