Kawatir Anak Laki-Laki Bermain Boneka? Baca Ini Dulu

Dimana ada Dek Saka, disana pasti ada Buwang atau boneka beruang kesayangan dia. Dia memang belum bisa melafalkan dengan jelas kata be-ru-ang, maklum usianya baru 2,5 tahun. Jika dia bertanya buwang mana, saya dan mas Bojo sudah ngeh kalau dia nyariin boneka beruangnya. 


Dia memang suka boneka, tapi sebatas boneka berbentuk hewan. Ada kucing, gajah, monyet, beruang kecil. Tapi yang paling dia sukai ya si beruang coklat, selalu dia peluk saat mau tidur dan ketika pergi selalu dibawa. Kecuali saat kami naik motor. Repot kan, bawa duo balita dan satu boneka yang agak besar.


Dek Saka mengenal beruang dari gambar beruang yag ada di beberapa daster dan baby doll yang sering saya kenakan. Saat main kerumah Uti, dia juga senang naik diatas boneka beruang super besar milik saya dulu.  Sejak itulah dia selalu meminta boneka beruang.


Saya dan suami nggak tega melihat dia merengek terus, kemudian saya antar ke Gardena untuk memilih sendiri bonekanya. Dek Saka mengambil yang agak besar, mungkin agar bisa dikelonin kali ya. Modelnya kayak punya Mr. Bean, besar tapi tidak kaku sehingga mudah dipeluk.


Jujur, saya gemes banget kalau ngeliat dia meluk-meluk si Buwang. Sepertinya dia sayang banget ama boneka coklat itu. Terkadang dia ajak ngobrol bonekanya, diajak maem dan ditawari aneka lauk. Saya dengernya ngakak sendiri. Walaupun baru berusia 2,5 tahun, ketrampilan berbahasanya sudah lancar, masih agak sedikit cedal tapi sudah lancar dan lebih fasih dari kakaknya saat usia segitu.

Beruang ikut kemanapun kami pergi. 

Tak lupa kami membawa duo anak lanang dan si buwang saat keluar kota atau staycation di hotel. Begitupun saat menginap di Hotel INNA Garuda Malioboro, buwang turut menikmati empuknya kasur disana.


Kawatir Anak Laki-Laki Bermain Boneka?

Sempat juga saya merasa kawatir, anak saya laki-laki tapi kenapa suka bermain boneka. Karena dalam masyarakat kita masih ada pandangan jika boneka itu mainan anak perempuan, sedang anak laki-laki main mobil-mobilan. Anak saya juga punya banyak aneka mobil-mobilan dan robot. Bahkan saat bermain dia lebih sering memainkan mobil terutama bisa, si beruang hanya sesekali dan dicari saat dia mau tidur.

Sebenarnya tidak ada salahnya anak laki-laki dan perempuan melakukan permainan lintas gender. Apalagi dek Saka baru 2,5 tahun, saya tidak kawatir akan terjadi kebingungan identitas kelamin. Banyak anak-anak menggunakan guling, atau boneka untuk dipeluk karena barang itu dianggap bisa membuat mereka tenang. Jadi inget, saya dulu suka tidur pakai sarung dan digigitin ampe bolong. Saat kecil saya lebih banyak bermain dengan anak laki-laki dan bermain kelereng, perang-perangan tapi sekarang tetep jadi perempuan yang feminim #eh.

Dari penjelasan Ibu Mayke yang saya baca di Tabloid Nakita, banyak anak yang suka dengan guling, bantal, selimut yang tidak boleh dihilangkan dari sisinya, terutama ketika mereka akan tidur. Nah, ini sama halnya dengan boneka yang dijadikan teman tidur, dan terkadang kebiasaan ini terbawa sampai usia sekolah dasar atau lebih. Jadi manfaat boneka bagi si kecil adalah untuk membuatnya tenang dan nyaman. Agar anak  tidak sampai terlalu bergantung pada keberadaan boneka, maka ketika menjelang tidur ibu atau ayah bisa menemani anak dengan bercerita dan memeluknya sebentar sehingga anak merasa aman dan nyaman. 

Banyak lho manfaat dari bermain boneka, antara lain :

1. Melatih Keterampilan Motorik Halus dan Keterampilan Motorik Kasar
Bermain boneka melatih keterampilan motorik halus yang melibatkan gerakan jari-jari tangan seperti menyuapi boneka, mengganti pakaian boneka, menyisir boneka, mengubah posisi boneka, dsb. Bermain boneka juga dapat melatih keterampilan motorik kasar seperti menggendong, memindahkan, mendorong stroller, dsb.

2. Melatih Keterampilan Berbahasa
Anak-anak suka menirukan perkataan dan sikap orang dewasa saat bermain boneka. Hal ini bermanfaat untuk melatih keterampilan menggunakan bahasa komunikasi.

3. Meningkatkan Keterampilan Sosial
Satu boneka dapat dimainkan bersama-sama. Anak-anak juga suka bermain bersama-sama dan memainkan sendiri-sendiri boneka masing-masing. Hal ini dapat meningkatkan keterampilan sosial anak untuk bergaul dan berinteraksi satu sama lain.

4.  Melatih Kemandirian
Anak-anak lebih suka merawat sendiri bonekanya tanpa bantuan orang lain sehingga melatih kemandirian beraktivitas. Anak-anak juga kadang disibukkan oleh bonekanya sehingga ia tidak perlu ditemani bermain. Ibu dapat melakukan aktivitas lain sambil tetap mengawasi.

5.  Memberi rasa senang 
Dia bisa curhat sama bonekanya saat sedih, atau senang. Dan saya lebih memperhatikan saat dia ngobrol ama beruang, jadi tahu apa yang dia rasakan.

Di kemudian hari, dia akan menerapkan  perannya pada saudara, teman, dan anaknya, mengingat dia akan menjadi seorang ayah kelak.

Bagaimana kalau anak tergantung ama boneka/mainannya ?

Permasalahan ini juga pernah muncul dipikiran saya, gimana ya kalau Dek Saka maunya tidur ama beruang terus. Gimana kalau si beruang rusak atau basah dan dek Saka nggak bisa ngelonin dia, jangan-jangan dia bakal rewel? Banyak pertanyaan di benak saya, jangan-jangan?

Tapi, kekawatiran saya tidak terbukti. Seminggu yang lalu saya ke tempat Ibu saya, Utinya dek Saka. Saat pulang  dek Saka digendong Ibuk saya dan saat ke mobil si beruang tidak dibawa. Ditengah jalan dia minta bonekanya, dan saya baru sadar kalau si beruang ketinggalan. Untung di mobil ada boneka kecil saya bilang itu anaknya beruang dan beruang besar lagi dicuci karena kehujanan. Eh dia manut aja dan meluk boneka Pooh kecil.

Saat  malam mau tidur dia juga nggak rewel, hanya sesekali menanyakan tapi saya alihkan ke pembicaraan lain. Rupanya kekawatiran saya tidak terbukti. Kuncinya adalah tetap dampingi anak bermain. Ketika dia bermain peran dengan boneka kesayangannya kita tetap ikut ambil bagian, sehingga tetap ada sosok kita selain si boneka. DI waktu tidurpun dia selalu saya temani, sambil memeluk si beruang tugas saya "ngisik-isik" punggungnya. Tetap ada kontak fisik antara anak dan Ibu. Apalagi diwaktu siang saya tidak bisa menemani dia.

So, masih kawatir anak laki-laki anda bermain boneka?


Komentar

  1. menarik tulisan ini...

    saya juga tipikal ortu yang tak keberatan anak laki2 main boneka...:)

    BalasHapus
  2. Ais juga kadang main boneka. Tapi bonekanya diajak balapan mobil2an. Omnya Ais ada yg suka boneka2an gini, sekarang doi jd anak yg penyayang plus lembut perasaannya.

    BalasHapus
  3. anaku juga punya bobeka walau laki-laki itu hadiah goodie bag semua sih .cuma bonekanya bukan boneka cewe. Jadi bisa berinteraksi gitu kaya drama

    BalasHapus
  4. anak saya laki-laki dan juga suka sama boneka Mak :)
    sempat khawatir juga, tapi perlahan-lahan saya tepis kekhawatiran itu :)

    BalasHapus
  5. sakaaaaa.. onty gemes liat beruangnya, juga gemes liat sakanya...

    BalasHapus
  6. Aku dulu ya kecilnya mainan boneka mbak. Sampai punya boneka banyak banget. Tapi ya pas udah gede ya normal-normal aja tuh. Orangtua pas aku tanya kejadian ini jawabnya, "biar saja, namanya juga masih kecil".

    BalasHapus
  7. saya nggak ada boneka, dulu ada 2

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)