Bertemu "YU"

Seperti biasa, saat saya sudah di rumah kedua anak saya langsung menarik tangan saya untuk diajak main. Jangankan untuk duduk leyeh-leyeh mau ganti baju ajah, butuh perjuangan untuk merayu mereka. Emang sih, kalo mboknya dah dirumah, segala hal maunya sama saya. Padahal kalau ditinggal lengket sama mbahnya, tapi begitu saya dirumah ehmm nempel kayak prangko ama mboknya dan ga mau bermain sama simbahnya.

Kemana mereka mengajak saya pergi? Kemana lagi kalo tidak di basecamp kami. Sebelumnya saya sudah bercerita tentang basecamp baru kami.

Ceritanya disini : Menemukan Basecamp Baru


Dan sepertinya saya mulai ketagihan untuk berlama-lama di tempat ini. Sepi, tenang, memandang hijaunya sawah atau terpesona dengan birunya langit. Walo cuma duduk di atas batu, tak mengurungkan niat saya untuk melamun cantik disini. Melupakan sejenak hiruk pikuknya dunia dan banyaknya tagihan diakhir bulan. Hahaha..... Tapi tetep sambil ngawasin duo anak lanang yang asyik bermain sendiri.


Saat lagi asyik-asyiknya melamun, saya dikagetkan dengan teriakan ke dua anak lanang "Wong edan buk, enek wong edan" Ada orang gila buk, kata mereka. Spontan saya langsung melihat ke arah timur, dan benar ada seorang perempuan berpakaian hitam, berjalan menuju ke arah kami. Duo anak lanang ribut minta pulang dan sepertinya mereka ketakutan, saya tenangkan dan saya jelaskan kalau itu bukan orang gila dan tidak boleh meneriaki orang dengan sebutan orang gila seperti itu.

Perempuan itu semakin mendekat, saya perhatikan penampilannya memang terlihat tidak seperti orang normal. Dia juga tidak membawa barang yang bisa membahayakan saya seperti pentungan atau senjata tajam, sehingga saya memberanikan diri untuk tetap di tempat itu.






Anak-anak mulai tenang dan berdiri di belakang saya. Perempuan itu duduk di samping saya, saya ajak dia ngobrol dan ternyata nyambung lho. Dia bisa ngomong Jawa dengan dialek jawa timur yang kental. Saya pancing dia untuk bercerita tentang kehidupannya. Dia mengaku berasal dari Ponorogo, makan dari hasil meminta-minta. Pergi dari rumah karena "sumpek" dengan keadaan rumahnya. Dia seperti membenci seseorang, kalo kata dia "Bapak kos duwe gendakan anyar" yang artinya Bapak Kos punya selingkuhan baru, dan dia mulai tidak nyaman disana. Sepertinya perempuan itu stres karena ditinggal suaminya berselingkuh. Saya bertenya tentang anak-anaknya, dan kata dia anak-anak sama neneknya, lha kalo nyariin gimana? tanya saya. Dia jawab kalo "dijawab" dari sini. Dia tidak mau pulang karena tidak mau ketemu seseorang lagi.

Saat diam, dia tiba-tiba ngomong sendiri dan seperti sedang marah-marah. Anak-anak takut dan mengajak pulang. Sebenarnya saya masih ingin mengobrol dengan "yu" tadi, tapi situasi tidak memungkinkan. Sebelum pulang saya berpesan sama "yu" agar tidak dekat-dekat rel dan jangan berjalan diatas rel. Dan minggir saat ada kereta lewat, dia menjawab "iyo bu".

Mengingat "YU" membuat saya sedih, diluar sana begitu banyak orang yang menjadi "kurang waras" karena tidak kuat menanggung berat nya beban hidup. Kalah mental dan biasanya penyebab orang menjadi stres karena orang terdekat. 

Cobaan bisa menimpa siapa saja, jika kita tidak kuat dan iman goyah, bisa jadi kehilangan kewarasan. Saat cobaan menerpa, seseorang membutuhkan motivasi dan spirit dari orang terdekat. Semoga kita selalu menjadi manusia-manusia yang kuat lahir maupun batin. Dan untukmu Yu, semoga kelak kamu bisa pulang dan bertemu keluargamu.


Komentar

  1. orang seperti Yu harus ada yang mendampingi sebelum dia menjadi seperti itu, minimal tetangganya yang terus mengingatkan, kasian banyak orang seperti yu yang berkeliaran tak terurus, mau dimasukin panti sosial sepertinya terbebani juga

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)