Belajar dari Olga


entertainmentseruu.com
Jumat sore status BBM teman-teman saya serentak hampir mirip isinya. RIP Olga Syahputra. Mak deg, saya ikut kaget dan langsung googling di media online dan spontan nyalain tipi, memastikan kebenaran berita tersebut.  Hampir di semua stasiun tivi juga menampilkan running text "Olga Syahputra meninggal dunia, Jumat, 27 Maret pukul 17.30 di rumah sakit Mount Elisabeth Singapura"

Jujur, saya sedih, bahkan menangis saat video mengenang almarhum diputar berulang-ulang. Walaupun saya tidak ngefans dan bukan anggota Olga Lover, dan Olga pun tak tahu saya, saya beneran merasa kehilangan.Saya kira saya terlalu lebay hingga merasa sedih, tapi ternyata di status teman-teman FB saya juga menyatakan sangat sedih kehilangan Olga. Disaat berharap kesembuhan Olga dan suatu saat bisa melihat tingkah lucunya, ternyata harapan itu pupus, dia dipanggil Sang Khalik disaat puncak karir. 
Ya, benar-benar puncak karir, setahun yang lalu sebelum terkena Meningitis dan Tumor Getah bening, hampir di semua stasiun tivi dan acara ada sang komedian yang terkadang bergaya seperti perempuan. Walau terkadang "bocor" saat melawak, tapi dia tidak berniat buruk, hanya sekedar bercanda, seperti tutur sahabat dekatnya.

Yah, nasib orang memang tak ada yang tak tahu, begitupun Olga, dengan perjuangan yang keras dia telah berhasil menjadi artis, pelawak dan presenter acara kondang. Dari anak-anak biasa yang sangat pemalu, telah bermetamorfosis menjadi orang yang lihai tampil dilayar kaca.

Perjuangan dari nol memang dilalui artis kelahiran 32 tahun yang lalu. Ah jadi ingat kalau Olga seusia saya, dan dia harus kembali ke haribaanNya. Tapi dia telah menghibur banyak orang, membahagiakan keluarga dan orang terdekat, membantu banyak kaum papa dan memberi sedekah kepada ribuan anak yatim. Jadi bertanya pada diri sendiri, apa yang sudah saya lakukan bagi orang lain?

Mungkin, ini yang harus kita teladani dari Olga yang mungkin dinilai sebelah mata oleh banyak orang, tapi saat pemakaman jenazahnya, membuktikan begitu banyak orang menyayangi dan merasa kehilangan dengan sosok cerianya, sosok yang bisa "menghidupkan" dan membahagiakan. Ditengah simpang siur penyakit yang di derita, semoga ini merupakan yang terbaik bagi Olga, waktu yang diberikan oleh Tuhan sudah habis, dan saatnya Olga berisitirahat setelah bekerja sangat keras.

Menjadi sukses memang tak semudah membalikkan telapak tangan, beda cerita dengan anak orang kaya yang tinggal nodong uang, rumah, jabatan dan semuanya bisa didapat dengan mudah. Olga mendapatkan kesuksesan dengan berjuang sangat keras, dia bersemangat berlatih di sanggar Ananda dan berlatih laggi saat malamnya. Dia belajar lebih keras dari orang lain, dan pantas saja jika Olga juga mendapat lebih dan lebih segalanya dari orang lain.

Saat semua didapatpun Olga masih harus bekerja lebih lama, dari pagi sampai tengah malam dia harus siaran live. Saya tidak bisa membayangkan betapa lelah raga dan jiwanya. Kapan dia beristirahat? Terkadang  saya menilai dia "kemaruk" dan terlalu serakah, tapi dia tak sepenuhnya salah, seperti kata pepatah mumpung ada kesempatan atau kesempatan tak datang dua kali, dan dia tidak mau melewatkan hal itu.

Sayang, rupanya raganya lelah dan pola makan, istirahat ataupun pola hidup yang dijalani tak sepadan dengan kerasnya hidup yang dijalani.

Kehilangan Olga pasti menjadi cobaan yang berat bagi keluarganya, sebagai anak sulung dan tulang punggung keluarga menjadikan Olga tumpuan ekonomi keluarga. Semoga, keluarga diberi ketabahan dan kuat menjalani ujian ini.

Ehm, kehilangan memang menyisakan kesedihan dan kepedihan, tapi semua sudah ada waktunya dan kita tak dapat menahannya.

Selamat jalan Olga, semoga kamu disana bahagia, 
beristirahat dengan tenang dan tak perlu lagi  bersusah payah membuat orang lain tersenyum. 
Yah, waktumu di dunia memang sudah habis, 
sekarang saatnya kamu lebih berbahagia, saatnya raga jiwamu lepas dari kepenatan hidup.
Selamat jalan Olga, semoga jalanmu lapang dan bahagia disisiNya, 
semangatmu akan menjadi obor bagi orang lain untuk slalu berjuang lebih keras,
rasa ibamu mengilhami orang lain untuk lebih peduli bagi orang tak mampu
dan senyum ceriamu slalu mencerahkan kehidupan banyak orang.

Selamat jalan Olga,
We Love You
Jogja,  1 April 2015


Komentar

  1. sejak tau latar sakitnya olga, aku jadi ga lagi ngoyo sama target2 mba. ga mau juga kan kalo kita udah bergelimang harta, tapi kita ga bisa menikmati hidup..

    BalasHapus
  2. saya juga sama sekali bukan penggemar Olga... gak suka aksinya di tv saat masih hidup.. tapi tetap saya simpatik sekali sama sifat almarhum yg begitu murah hati berbagi pada sesama :')

    BalasHapus
  3. saya termasuk orang yang sangat kaget ketika mendengar berita kematian Olga, sebagai orang yang sama-sama susah, saya sangat menghargai semua perjuangan yang dia lakukan. terlebih lagi niat tulusnya yang berbagi dengan sesama, membuat saya semakin salut dengan beliau. Terlepas dari semua kontroversinya, menurut saya "tak ada gading yang tak retak", atau londo ne bilang "no body is perfect",, satu pelajaran berharga yang saya petik dari Olga, "tak perlu sempurna untuk berbagi dengan sesama".. Selamat jalan Olga, semoga semua amal ibadah mu itu menjadi bekal terindah dalam perjalanan panjangmu.

    BalasHapus
  4. Sudah banyak keceriaan dan kebaikan yang dilakukan Olga untuk orang lain. Banyaknya orang yang mengantar kepergian Olga menunjukkan bahwa Olga dicintai banyak orang. Selamat jalan Olga, smoga tenang dan bahagia di sisiNya.

    BalasHapus
  5. Saya pun sedih Mba walau bukan fans nya, apalagi fans nya pasti sedih banget ya ?
    Semoga alm mendapat tempat yg layak disisi Nya amin

    BalasHapus
  6. Ikutan sedih dan merinding deh liat yang mengantar..saat dimakamkan, kita ada disekitaran pondok kelapa....wah ramainya gak ketulungan kala itu..

    BalasHapus

Posting Komentar

Hai kawan, terimakasih sudah mampir ya. Pembaca yang cantik dan ganteng boleh lho berkomentar, saya senang sekali jika anda berkenan meninggalkan jejak. Salam Prima :)