Ke Bandung Bersama Argo Wilis

 


"Naek kereta api tut..tut..tut..
siapa hendak turut, ke Bandung Surabaya,
bolehlah naek dengan percuma,
ayo kawanku lekas naik,
keretaku tak berhenti lama"

Gimana sahabat, suara saya merdu kan... :). Uppss, malah jadi nyanyi terus ya, maklum obsesi jadi seleb ga kesampaian, jadinya penyanyi kamar mandi. hohohoho...

Sahabat, beberapa hari yang lalu, pas tanggal 25 Oktober saya flight bersama rekan kerja saya menuju Bandung menggunakan Kereta Api Argo Wilis. Lho koq  flight  wong numpak sepur, emang naek pesawat buuu...

Kereta api Argo Wilis merupakan kereta api kelas Eksekutif Argo dengan jurusan Bandung (BD) - Surabaya Gubeng (SGU) dan sebaliknya. Kereta ini melayani perjalanan pada siang hari. Berangkat dari staasiun Surabaya Gubeng pada pukul 7 pagi, dan sampe di Stasiun Tugu Jogja jam 11.17 untuk kemudian berangkat lagi jam 11.24.

Saya dan rekan-rekan sepakat untuk kumpul di stasiun pada pukul 11. Tapi karena kasian sama suami kalo harus berangkat jam segitu,ntar kesiangan berangkat ke proyeknya, terpaksa jam 10 saya sudah ngetem di stasiun. Yah, sambil baca-baca cantik tentunya biar ga bosan.


KOleksi buku lama, yang berisi kumpulan puisi karya Ang Tek Khun, penulis asal Jogja
Tepat pukul 11 ke 12 teman kantor saya datang, banyakkan bala tentaranya. Yess, karna kami mau menyerbu Bandung,a,  hohoho.... Akhirnya mereka datang juga batin saya, was-was juga kalo mereka ga jadi datang, daku kan ga punya tiketnya, masak iya pulang ke rumah lagi.

Ohya, pastikan saat membeli tiket kereta api menggunakan data yang benar sesuai KTP, karena pemeriksaan tiket tak hanya pas di dalam kereta, tapi saat memasuki ruang tunggu tiket dan KTP harus diperiksa oleh petugas, so kalo nama dan no KTP kamu ga sesuai, bakal gigit jari dech ga boleh masuk peron. Kecuali bisa kedip-kedip cantik ama pak satpamnya,,,hehehe...Jangan dipraktekin lho ya.

Setelah beberapa menit berada di ruang tunggu, akhirnya si hitammanis argo wilis datang. Ayoooo lariiiiii. Nah setelah tempat duduk ditemukan langsung dech duduk manis, sebenernya pengen duduk di samping jendela, tapi keduluan temen, yowislah sing enom ngalah. :)

Suasana di dalam gerbong kereta
Karena harganya juga jauhhh jika dibandingkan dengan kereta ekonomi, pastilah fasilitasnya berbeda. Dengan membayar tiket seharga Rp. 350.000 kita bisa flight (baca:numpak sepur) bersama Argo Wilis. Terdapat dua LCD besar yang terletak di depan dan belakang. Kita bisa melihat film yang diputar oleh Televisi Kereta Api, semacam tv kabelnya kereta api gituh. Tapi sayang, tempat duduk agak belakang susah  untuk bisa menikmati filmnya, karena terhalang sama kursi didepannya dan suaranya sama sekali ga terdengar. Harus tukeran ama yang kursi barisan paling depan dech kalo mau lihat film.

Kursinya yang empuk memang terasa lebih nyaman, sandarannya juga bisa di setting untuk tiduran. Sekaligus ada tempat kaki, biar ga capek.

Disetting sebagai pijakan kaki biar ga pegel, tapi untuk kaki panjang seperti saya, tetep aja pegelnya disini :(
Satu, dua,tiga.......tujuh. Yess, 7 jam ke depan saya hanya bisa duduk manis di dalam kereta. Karena sesuai jadwal, nanti pada jam 7.24 malam kami baru tiba di stasiun Bandung. Terbayangkan perjalanan panjang untuk sampai ke Bandung. Tapi tenang, ada beberapa novel ditas ples satu majalah REL yang sudah disediakan oleh PT. KAI disetiap kursinya. Setelah berhenti di Stasiun Tugu, masih ada beberapa stasiun lagi yang menjadi pemberhentian  selanjutnya, yaitu Kutoarjo, Kroya, Banjar, Tasikmalaya, Cipeundeuy dan terakhir di Bandung.

REL On Train Magazine
Kalau diberi pilihan, saya lebih suka naik kereta pas malam hari, di kereta tinggal molor, pagi dah nyampe dah.  Tapi, karena paginya kita sudah ada acara, so malem hari harus sudah berada di Bandung biar paginya udah fressshhh. Kami terpaksa menggunakan kereta yang siang hari.
Dua teman penulis, yang satu asyik ngemil, satunya melamun ria.
Nah, mau ngapain nich di kereta, novel dah dikeluarin, tapi koq bacanya ga nyaman ya. Secara kereta goyang-goyang, bacanya jadi ga fokus malah jadi pusing. Ehm, mending nyemil snack aja biar tambah gembul..ahayyy. Ato ngobrol ngalor ngidul bareng Bu Is yang duduk di samping saya.

Ohya, jangan lupa bawa jaket ya, karena AC nya duingin, apalagi saat memasuki Jawa Barat dan melewati pegunungan yang berkabut. Bisa masuk angin kalo ga pake jaket. Biasanya kereta eksekutif disediakan selimut di tiap kursinya, tapi mungkin karena perjalanan siang jadi ga disiapin.

Kalo kamu laper, pihak restorasi sudah menyiapkan beberapa menu masakan. Ada nasi goreng dan nasi rames. Ada semacam pramugari dan waitres yang bakal mondar mandir nawarin makanan dan minuman. Karena saya sudah mendapat nasi dos ga perlu kali ya pesen makanan. Tapi, saat sore menjelang saya mulai kedinginan, apa obatnya? Pesen white koffie aja ya, lumayan mata biusa melek dan seger. Harga per cupnya Rp. 10.000, lumayan mahal sih,coba kalo di rumah bikin sendiri, beli kopi instan seribu perak kasih air panas, jadi dech...Hahaha, dasar tukang itung...


Naek kereta tu ketemunya hutan dan hutan,,,,
Hoaammmm, cap cis cus terus lama-lama capek juga, mana ngelantur jadi nggosipin orang, malah jadi dosa. Diluar mulai gerimis dan berkabut, jadi inget kasur dan selimut di rumah. Perjalanan masih panjang, saya bobo cantik dulu ya sahabat, besok dilanjut lagi.

Yukk dadach baybay....

Komentar