Mobil Putih

Ada yang berbeda dengan pagi ini, biasanya drama cry oh cry atau rengekan anak mbarep dimulai saat saat mulai berganti kostum seragam kantor. Dia akan mulai merengek dan menangis. Dia tidak mau diantar ke Tempat Penitipan Anak (TPA) dan meminta saya dirumah saja dan tidak usah bekerja. Satu hal yang tidak mungkin saya turuti. Walaupun sesampai di TPA dia sudah tidak menangis dan bermain dengan teman - temannya.
Hari ini dia sama sekali tidak menangis dan senyum-senyum manis. Saya sama suami sampai geleng-geleng kepala. Mau tau nggak apa yang bikin anak saya berubah 180 derajad. Itu karena keinginanya untuk dibelikan mobil terpenuhi. Nathan, si anak mbarep memang sangat ingin punya mobil, mungkin supaya kemana - mana tidak kehujanan atau kepanasan. Atau mungkin dia kepengen mobil om - omnya.
Saat sedang dijalan , kalo ngeliat mobil - mobil pasti dia ngomong pengen mobil. Saya dan suami sebagai orang tua cuma ngelus dada karena belum bisa mewujudkan impiannya.
Akhirnya, suami dapat rejeki berlebih dan bisa membelikan mobil walopun mobil bekas. Saat kami menjemputnya Jumat kemaren dari TPA dia hanya terbengong-bengong tidak percaya. Saya dan suami juga tersenyum bahagia ngliat Nathan bergembira.
Terimakasih Tuhan, Engkau telah bermurah hati mengabulkan doa kami.


 

Komentar